Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan bahwa saat ini Pertamina mengalami kesulitan pendanaan untuk membangun kilang baru. "Tidak kuat neraca keuangannya karena investasinya besar sekali," kata Dahlan di Kementerian BUMN, Senin, 17 Februari 2014.
Dahlan mencontohkan bahwa untuk membangun sebuah kilang setidaknya dibutuhkan investasi Rp 80 triliun. Jumlah investasi itu sangat besar bila harus ditanggung Pertamina menggunakan uang perseroan. Padahal, untuk subsidi BBM saja, negara terkadang membayarnya telat kepada Pertamina. "Sulit Pertamina," katanya. (Baca: Pemerintah Tawarkan Pembangunan Kilang ke Investor).
Maka, Dahlan berpendapat, negara harus mencari akal agar kilang minyak dibangun. Salah satunya dengan menggandeng investor asing, seperti Singapura, yang kini sedang diusahakan oleh pemerintah. "Itu baik sekali, pokoknya carilah ke mana saja," katanya.
Menurut Dahlan, sudah menjadi hal lumrah investor memprasyaratkan insentif tertentu sebelum bangun kilang. Musababnya, bisnis kilang merupakan bisnis yang return of investment-nya lama. Bangun hari ini, lima tahun kemudian baru memperoleh hasilnya. Ia pesimistis investor mau datang bila tidak ada insentif seperti keringan pajak ataupun jaminan pemerintah. "Luar biasa kalau ada investor yang mau," tuturnya.
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.