OJK Bekukan Dua Perusahaan Pembiayaan  

Reporter

Editor

Muchamad Nafi

Selasa, 28 Januari 2014 16:14 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan membekukan kegiatan usaha dua perusahaan pembiayaan. Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Nonbank (IKNB) II OJK Dumoly F. Pardede mengatakan kedua perusahaan tersebut ialah PT Siantar Top Multifinance dan Cahyagold Prestya Finance.

"Sudah ketemu dengan perusahaan itu. Mereka menyatakan sudah tidak sanggup (menjalankan usahanya). Kami kasih waktu. Kalau tidak sanggup juga, sesuai aturan, ya, dicabut izinya," kata Dumoly di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2014.

Selain dua perusahaan yang masuk pembekuan kegiatan usaha (PKU) tadi, kata dia, terdapat lima perusahaan pembiayaan lain yang diberi surat peringatan ketiga. Surat peringatan ini dilayangkan mencakup berbagai hal, di antaranya kecukupan modal, pelanggaran asas ketataan, dan gearing ratio kredit bermasalah.

"Kalau masalah operasional, memang bisa cepat diselesaikan. Tapi kalau permodalan, butuh waktu karena menyangkut pemegang saham dan RUPS (rapat umum pemegang saham)," katanya. (Baca pula: OJK Panggil Direksi 15 Perusahaan Pembiayaan).

Ditemui secara terpisah, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 tahun 2006 tentang Perusahaan Pembiayan diatur mengenai modal minimal Rp 100 miliar. Namun aturan itu mengacu pada perusahaan yang berdiri setelah beleid itu terbit. Bagi perusahaan yang berdiri sebelumnya dianggap tidak terkena.

Secara keseluruhan, ia mengklaim industri pembiayaan mempunyai modal dan aset yang kuat. Meski beberapa perusahaan modalnya di bawah Rp 100 miliar, tapi ada beberapa yang memiliki laba ditahan besar. "Rata-rata sehat. Kalau nanti diatur semua wajib Rp 100 miliar, tinggal laba ditahan saja dijadikan modal," katanya. Mengenai dua perusahaan yang telah diajukan PKU, Suwandi menolak berkomentar karena masuk wilayah OJK.

ANANDA PUTRI







Berita Terpopuler:
Daftar 14 Kendaraan Adik Ratu Atut yang Disita KPK
Ini Sebab Polisi Duga Bos Tata Motors Bunuh Diri
Banjir, Jokowi Pilih Mangkir dari Forum Davos
Mengapa Davos Penting Bagi Jokowi?
Kasir Ratu Atut Digeledah, 6 Mobilnya Dibongkar

Berita terkait

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

3 hari lalu

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

Long Distance Marriage semakin banyak dialami pasangan suami istri di Indonesia. Simak 5 tips pengelolaan keuangan keluarga.

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

5 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

5 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

7 hari lalu

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraih kenaikan peringkat menjadi BBB dai Fitch Rating. Tak hanya BBB, terdapat jenis peringkat lain.

Baca Selengkapnya

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

8 hari lalu

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

Mendapat lisensi resmi dari OJK pada 2021, izin operasi TaniFund akhirnya dicabut OJK akibat gagal bayar.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

15 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

19 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

23 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

24 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

24 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya