TEMPO.CO, Jakarta - Lelang surat utang negara (SUN) yang kedua tahun 2014 diperkirakan bisa membatasi pelemahan rupiah terhadap dolar hari ini.
Di transaksi pasar uang hingga pukul 12.00 WIB, rupiah bergerak di kisaran 11.120 hingga 11.150 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, adanya lelang SUN tenor 1-15 tahun dengan target indikatif sebesar Rp 10 triliun diharapkan mampu mengetatkan likuiditas rupiah.
Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan kemungkinan lelang kali ini masih akan mendapat permintaan yang melebihi target karena likuiditas dalam negeri masih cukup tinggi. "Obligasi menjadi alternatif investasi di tengah lesunya laju pertumbuhan kredit."
Pada posisi 17 Januari lalu, aset bank dalam Surat Berharga Negara (SBN) meningkat sebesar Rp 21,9 triliun dari posisi akhir Desember 2013. Kendati permintaan masih tinggi, tetapi pemerintah dalam posisi mengejar target penerbitan yang cukup besar di semester pertama sehingga imbal hasil tampaknya akan cenderung naik tipis.
Kembali menguatnya dolar di pasar global membawa tekanan terhadap mata uang pasar berkembang, terutama setelah rilis data ekonomi Cina yang melambat dari 7,8 persen ke 7,7 persen di kuartal keempat 2013.
Naiknya harga emas di pasar global sebetulnya berpeluang melemahkan nilai tukar dolar. Harga emas diperkirakan bisa naik menjadi US$ 1.400 di tahun 2014 ini. "Namun, kenaikan harga emas diperkirakan temporer karena pemangkasan stimulus moneter bank sentral AS tahun ini," kata Lana.
Kendati sentimen positif belum muncul, pasar Asia hari ini diprediksi bergerak positif. "Sementara rupiah diharapkan bisa sedikit menguat di bawah level 12.100 per dolar AS," kata Lana.