Ekspor Dilarang, Investasi Smelter Capai Rp 150 Triliun
Editor
Muchamad Nafi
Senin, 20 Januari 2014 20:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah memberi izin investasi untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) kepada 30 perusahaan. Dari 30 perusahan tersebut, investasi yang diperoleh senilai Rp 150 triliun.
"Kalau yang sudah realisasi dan diharapkan bisa selesai pada 2014. Dari 30 perusahaan itu, setidaknya ada tiga perusahaan selesai," kata Kepala BKPM, Mahendra Siregar, saat ditemui di kantor pusat PLN, Senin, 20 Januari 2014.
Adapun yang sudah memasuki tahap konstruksi hampir mencapai separuh dari 30 perusahaan itu. "Mungkin belum bisa selesai, tapi sudah lumayan bisa konstruksi," ujarnya.
Menurut mantan Wakil Menteri Keuangan ini, keputusan pemerintah melarang ekspor mineral mentah, seperti diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014, mendorong pengusaha untuk membangun smelter. Namun sebagian dari perusahaan yang disebutkan tadi tadi belum tertarik melakukan konstruksi. "Mereka masih menunggu kepastian implementasi aturan tersebut," ujar dia.
Meski telah memberi izin, sementara proyek belum terrealisasi, Mahendra menjamin pihaknya akan terus mengawasi. Sebab, beleid itu mengatur batas waktu pembangunan smelter hingga 2016. "Kami akan terus pantau, tapi kami bisa mengerti kalau mereka belum dapat pasokan," ujarnya.
Pemerintah pada 12 Januari 2014 resmi memberlakukan kewajiban hilirisasi dan pemurnian mineral mentah di dalam negeri bagi perusahaan-perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia. Dengan kewajiban tersebut, pemerintah melarang kegiatan ekspor dan mewajibkan pengusaha membangun pabrik pengolahan serta pemurnian di dalam negeri.
Berdasarkan aturan tersebut pula, 66 persen perusahaan masih bisa mengekspor konsentrat. "Sebab, mereka sudah dalam tahap menyelesaikan pembangunan smelter-nya," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 13 Januari 2014.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler:
Percakapan Akil Mochtar Soal Pembagian Suap
Banjir, Tol Menuju Bandara Soekarno-Hatta Terendam
Lagi, Tiga TKI Tewas Ditembak di Malaysia
SBY Sakit Hati Tak Jadi Wapres Mega
Curhat SBY Soal Hubungannya dengan Mega
Ibu Negara Prancis Tinggalkan Istana Kepresidenan
Eto'o Hat-trick, Chelsea Bantai MU