TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari Trust Security, Reza Priyambada, menyarankan pelaku pasar modal untuk waspada. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi melorotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia setelah rapat komite terbuka The Federal Reserve (FOMC) memutuskan untuk menarik stimulus moneter. "Pelaku pasar sebaiknya menahan diri, meski IHSG mencoba untuk rebound," kata dia, Kamis, 19 Desember 2013.
Menurut Reza, peluang koreksi dan kenaikan IHSG kini berbanding 50:50. Indeks kemungkinan besar berbalik arah dan melorot bila hasil rapat FOMC tidak menghasilkan keputusan yang positif bagi negara berkembang.
Reza memperkirakan ada aksi ambil untung untuk mengantisipasi dampak keputusan The Fed. Pada perdagangan Kamis, 19 Desember 2013, IHSG akan berada di level support 4.160-4.180 dan resistance 4.207-4.220.
The Federal Reserve akhirnya memutuskan untuk mengurangi stimulus moneter melalui pembelian obligasi mulai Januari 2014. Kebijakan yang dikenal sebagai tapering off itu akan mereduksi pembelian obligasi bulanan, dari US$ 85 miliar menjadi US$ 75 miliar.
Keputusan tersebut diambil dalam rapat komite terbuka The Fed (Federal Open Market Committee/ FOMC) di Washington, 18 Desember 2013 waktu setempat. Komite menyatakan pembelian obligasi sebesar US$ 85 miliar per bulan telah memberikan kontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja. Namun jika tidak dikurangi, mereka khawatir muncul ketergantungan.
Setelah kebijakan ini diumumkan, bursa saham di Wall Street langsung melejit. Indeks Standard & Poor’s 500- naik lebih dari 1,5 persen dan sentimen positif merebak di kalangan investor, yang merasa perekonomian Amerika benar-benar membaik.