Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe saat akan memulai pertemuan di kantor PM di Tokyo, Jepang (13/13). REUTERS/Kimimasa Mayama
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan asal Jepang berencana menambah investasi di Indonesia pada 2014. Menurut Menteri Perindustrian, Mohammad Suleman Hidayat, rencana itu diutarakan sejumlah petinggi perusahaan Jepang, seperti Mitsubishi, Mitsui, Toshiba, dan JGC. "Mereka menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi nomor satu pada 2014," kata Hidayat di kantornya.
Indonesia kemungkinan menggeser posisi Cina yang selama ini menjadi primadona investasi Jepang. Hidayat mengatakan Cina yang selama tujuh tahun menjadi rekanan investasi nomor wahid bagi Jepang kini bergeser ke tempat kedua. Kemungkinan bergesernya posisi Cina disebabkan konflik politik dan perebutan wilayah geografis dengan Jepang.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi yang diajukan Jepang mencapai US$ 4 miliar (Rp 47,9 triliun). Namun, kata Hidayat, sebelum dana tersebut ditanamkan, Jepang memberikan masukan bagi Indonesia untuk menyelesaikan masalah anti-dumping serta bea masuk impor produk otomotif dalam bentuk utuh (completely built up/ CBU). "Kami akan selesaikan persoalan ini sebelum akhir tahun."
Sebelumnya, Kepala BKPM Mahendra Siregar mengatakan ada 15 perusahaan Jepang yang akan menambah investasi di Indonesia. Penanaman modal di berbagai sektor tersebut akan dilakukan dalam jangka waktu 1,5 tahun mendatang. "Ini mengokohkan posisi Indonesia sebagai tempat investasi utama Jepang," kata dia.
Mahendra mengatakan komitmen investasi tersebut dilakukan saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Jepang beberapa waktu lalu. Dari 15 perusahaan tersebut, enam di antaranya bergerak dalam bisnis otomotif dan rantai pasokannya. Sebanyak tiga perusahaan bergerak dalam bidang minyak dan gas serta pertambangan umum. "Sisanya berbisnis jasa logistik, keuangan, elektronik, pengolahan makanan, dan beberapa sektor lain," ujar Mahendra.
Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan
25 Desember 2023
Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan berlanjut hingga tahun depan. Mengapa?