Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen Pada 2005
Reporter
Editor
Rabu, 22 Desember 2004 11:27 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2005 mencapai 5,5 persen dengan sumber pertumbuhan dari konsumsi dan investasi. "Walaupun siklus bisnis dan ekonomi internasional menunjukan kecenderungan menurun pemerintah yakin prospek ekonomi Indonesia akan lebih cerah tahun depan," ujar Menteri Koordinator Perekonomian, Abu Rizal Bakrie, dalam pemaparan laporan ekonomi akhir tahun 2004 dan arah ekonomi 2005, di Gedung Departemen Keuangan, Jakarta, Rabu (22/12). Menurutnya, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar itu agar dapat menyediakan lebih dari dua juta lapangan kerja baru. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka akan menurun setelah membengkak selama enam tahun terakhir. "Peningkatan pertumbuhan tersebut diharapkan akan menurunkan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 14 persen pada awal 2004 dari 16 persen pada tahun 2003," urainya. Ical juga memperkirakan inflasi akan tetap stabil dikisaran lima hingga tujuh persen walaupun harga BBM dinaikan. Adapun nilai tukar akan stabil dan berkisar antara Rp 8.700 sampai Rp 9.200 per US dollar. "Sementara itu suku bungan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) tidak akan banyak berubah dan kita upayakan stabil di level tujuh sampai delapan persen," ujar Ical. "Tetapi ini juga akan tergantung pada perkembangan realisasi inflasi." Walaupun demikian, pemerintah juga mewaspadai adanya risiko-risiko makro ekonomi seperti kenaikan harga minyak dan tingkat bunga. "Namun pemerintah telah mengantisipasi dan menyediakan ruang yang memadai untuk proses penyesuaian berbagai indikator akibat kemungkinan risiko tersebut," urainya. Amal Ihsan
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.