Seorang awak media saat menyodorkan pertanyaan kepada Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di gedung KPK, Jakarta (2/10). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengusulkan sejumlah inisiatif kebijakan untuk meredam impor nonmigas dan migas. "Menaikkan pajak progresif kendaraan bermotor, kewajiban asuransi kendaran bermotor, dan pengetatan emisi gas untuk kendaraan bermotor," kata Agus dalam pidatonya dalam acara Kompas100 CEO Forum, di Jakarta Convention Center, Rabu, 27 November 2013.
Selain itu, Agus juga mengingatkan adanya kebutuhan mendesak untuk melakukan reformasi energi dan menggenjot investasi pada bidang migas. Selain itu, penggunaan energi alternatif dan terbarukan harus digenjot.
Agus memaparkan, 20 persen dari total impor Indonesia merupakan impor barang-barang yang berkaitan dengan bahan bakar minyak dan kendaraan bermotor. Tingginya impor barang-barang tersebut telah menekan neraca transaksi berjalan. Seperti diketahui, transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit sejak triwulan IV 2011.
Kerentanan pada transaksi berjalan, kata Agus, juga disebabkan oleh ekspor Indonesia yang didominasi oleh komoditas sumber daya alam. "Bisa dipertimbangkan untuk memberikan kemudahan-kemudahan dan fasilitas untuk mengembangkan industri pemrosesan sumber daya alam yang bernilai tambah tinggi," kata dia.
Sebelumnya, Bank Indonesia mengumumkan defisit transaksi berjalan pada kuartal ketiga tahun ini senilai US$ 8,4 miliar atau 3,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu berkurang dari kuartal sebelumnya, yang dilaporkan defisit mencapai US$ 9,9 miliar atau 4,4 persen dari PDB. Sementara pada kuartal pertama, defisit transaksi berjalan tercatat US$ 5,9 miliar.
Perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas yang dipicu oleh lebih besarnya penurunan impor nonmigas ketimbang ekspor. Juga, berkurangnya defisit neraca jasa dan pendapatan.
Namun, BI mencatat defisit neraca perdagangan migas masih meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya akibat kenaikan impor minyak. Selain disebabkan oleh tren volume konsumsi BBM yang masih tinggi, hal itu juga dipengaruhi kenaikan konsumsi BBM dalam rangka Idul Fitri yang terjadi pada Agustus 2013.
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
5 hari lalu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
6 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.