JK Kritik Pemerintah Lamban Ambil Inalum

Reporter

Senin, 11 November 2013 18:56 WIB

Jusuf Kalla

TEMPO.CO, Jakarta -- Mantan Wakil Presiden Jusf Kalla mengkritik pemerintah yang lamban mengambil alih PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Selama tiga puluh tahun pabrik aluminium ini dipimpin konsorsium Jepang, Nippon Asahan Aluminium (NAA), yang memiliki 58,9 persen saham. Kontrak NAA berakhir 31 Oktober lalu, namun hingga kini banyak aral yang menghalangi pemerintah menguasai penuh pabrik yang dibangun dengan investasi US$ 2 miliar.

"Sangat merugi jika pengambil alihan tidak selesai dan melalui arbitrase, itu tidak benar. Langsung saja, 1 November diambil semua baik asetnya maupun sahamnya," katanya kepada Tempo di Jakarta, Rabu, 6 November 2013. Perundingan Indonesia-Jepang terancam melalui arbitrase yang prosesnya paling cepat delapan bulan. JK, begitu ia biasa disapa, menilai selama proses arbitrase, Indonesia harus berbagi untung dengan Jepang. "Ini tidak perlu."

Menurut JK lambannya pemerintah yaitu mempersoalkan audit Inalum. Sikap pemerintah dinilai aneh karena setiap tahun hasil audit Inalum dilaporkan dan ditandatangi wakil Indonesia di rapat pemegang saham. JK mengungkap kutipan dalam rapat pemegang saham itu yang berbunyi: Setelah ada pengesahan ini, laporan diterima dan direksi dibebaskan dari tanggungjawab."

Pernyataan itu lalu ditandangani semua pemegang saham, termasuk Indonesia yang memiliki 41,1 persen. JK menilai bubuhan tandatangan wakil Indonesia menunjukkan kevalidan audit Inalum. Jika pemerintah mau mempersoalkan audit itu, seharusnya dilakukan pada saat pembahasan audit setiap tahun. "Mempersoalkan audit saat ini tidak tepat," katanya. Sikap seolah-olah tidak percaya audit Inalum bakal mencoreng pemerintah sendiri. "Nanti mereka tidak mau percaya Indonesia."

NAA menyodorkan harga US$ 626 juta, sedangkan pemerintah menilai harga Inalum US$ 424 juta, lalu dinaikkan menjadi US$ 558 juta. Ketidakcocokan ini membuat pihak Jepang membawa sengketa Inalum ke arbitrasi. JK menyarankan pemerintah segera membayar harga yang harus dibayar kepada NAA sesuai audit terakhir. Setelah proses itu rampung, pemerintah bisa berfokus dengan bisnis peninggalan Inalum yang menguntungkan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air sebesar 604 Mega Watt (MW). "Listriknya saja menguntungkan," ujarnya.

AKBAR TRI KURNIAWAN


Topik Terhangat
Korupsi Hambalang | SBY Vs Jokowi | Suami Ratu Atut Meninggal | Suap Akil Mochtar | Adiguna Sutowo


Berita Terpopuler
Ical Bersedia Tanggung Utang Hikmat
Suami Hakim Vica Terancam Dipecat Jadi Pendeta
Pelapor Dugaan Korupsi Atut Pernah Mau Dibunuh
Jawara: Tomet Itu Penumpang di Dinasti Atut
Cerita Lengkap Megawati tentang Karier Jokowi

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

4 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

5 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

7 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

8 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

19 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

19 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

19 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

20 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

20 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

37 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya