TEMPO Interaktif, Jakarta:Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mentargetkan pembentukan enam unit Usaha Kecil dan Menengah pada periode 2005-2009. Hal ini untuk menghadapi persaingan di tingkat global. Deputi bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Noer Sutrisno mengatakan dalam perdagangan bebas dibutuhkan kekuatan pasar dalam negeri. Berdasarkan hasil kajian Departemen Koperasi menyebutkan usaha kecil dan menengah yang bisa bertahan saat menghadapi badai krisis ekonomi. Namun, untuk menghadapi persaingan perdagangan bebas, usaha kecil akan sangat lemah. "Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan kewiraswastaan kepada para pelaku UKM," kata Sutrisno di Jakarta, Selasa (14/12). Namun, dia tidak merinci sektor apa saja yang akan dibentuk dari enam juta unit tadi. "Yang jelas itu di luar sektor pertanian," katanya. Dalam pertemuan APEC kemarin, kata Sutrisno, UKM juga menjadi topik pembahasan yang mewarnai pertemuan. Dari situ dirumuskan bahwa Indonesia sebenarnya masih memerlukan 20 juta unit usaha baru yang harus terbetuk sampai 2020. Ini berdasar pada hasil perbandingan penduduk Indonesia dengan keperluan unit usaha. Menurut Sutrisno, beberapa persiapan perlu dilakukan, antara lain membentuk wirausaha baru dan pendirian institusi-institusi yang bisa menghasilkan para wirausaha atau yang disebut inkubator. "Kami masih membutuhkan sekitar 300 inkubator. Sedangkan saat ini, baru ada sekitar 56," kata Sutrisno. Langkah ini perlu dilakukan, jelas Sutrisno untuk meningkatkan unit usaha formal. Jika tidak, maka yang akan tumbuh lebih banyak sektor-sektor informal. Padahal, untuk menghadapi perdagangan bebas diperlukan usaha formal yang mempunyai badan-badan hukum. Namun, Sutrisno menegaskan tidak perlu dilakukan regulasi yang ketat. Ia beralasan, dengan adanya peraturan yang terlalu banyak justru akan menghambat perkembangan usaha kecil tersebut. "Biarkan mereka berkembang, tidak perlu regulasi-regulasian," katanya. (muhamad nafi)
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.