Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Suryamin saat pemaparan data Statistik di Gedung Badan Pusat Statistik, Jakarta, Senin (2/1). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini, yang diukur dengan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB), meningkat 5,62 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding pencapaian di kuartal kedua kemarin yang hanya 2,96 persen.
Namun, angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal ketiga tahun lalu yang mencapai 6,17 persen. Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, mengatakan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada PDB sepanjang kuartal I hingga III mencapai 5,83 persen.
Ia menjelaskan, salah satu sektor yang mempengaruhi penurunan perekonomian kuartal ketiga tahun ini adalah sektor industri. “Karena impor bahan baku menurun, impor barang modal juga,” tutur Suryamin, di kantor BPS, Rabu, 6 November 2013.
Suryamin belum berani memprediksi besar pertumbuhan ekonomi pada kuartal akhir tahun ini. Pasalnya, masih ada beberapa event yang bisa mempengaruhi pertumbuhan, seperti Natal dan Tahun Baru. “Pada akhir tahun banyak wisatawan lokal dan mancanegara. Jadi, kita lihat saja nanti.”
Lebih jauh ia menjelaskan, sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi di triwulan kali ini adalah pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,46 persen. Salah satu yang mendorong peningkatan tersebut adalah arus mudik dan balik.
Sedangkan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, Suryamin mengatakan, sektor yang meningkat paling tinggi adalah pertanian, peternakan, dan kehutanan.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan karet dan kopi sebesar 6,16 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi kuartal III terhadap kuartal sebelumnya didorong oleh pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah. “Pada triwulan ini pemerintah melakukan belanja barang, penyaluran BLSM, serta gaji ketiga belas.”