Menperin: Terminasi Inalum Ditunda, Negara Rugi

Jumat, 25 Oktober 2013 12:40 WIB

MS Hidayat. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian, Mohamad Suleman Hidayat, menyayangkan penundaan penandatanganan terminasi kerja sama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) hanya karena belum mengantongi persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Ia menilai hal tersebut terjadi karena masalah kerja sama bisnis ini sudah dibawa ke ranah politik.

“Penundaan penandatanganan pasti merugikan negara,” ucap Hidayat di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2013.

Sebelumnya, Menteri Hidayat mengatakan pemerintah berencana melakukan penandatanganan pengakhiran kerja sama hari ini, Jumat, 25 Oktober 2013. sehingga proses pembayaran yang kira-kira makan waktu 5 hari bisa rampung sebelum tenggat waktu pengambilalihan yaitu 1 November.

Nah, persetujuan dari Komisi Keuangan dan Perbankan DPR ini terganjal rapat yang tidak mencapai kuorum kemarin malam. Selain itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Azis mengatakan bahwa secara pribadi ia masih mempertanyakan nilai buku akhir yang diajukan pemerintah yang mencapai US$ 558 juta, naik dari US$ 424 juta.

Menanggapi hal ini, Hidayat mengatakan nilai sebesar US$ 558 juta merupakan hasil penghitungan BPKP dan Kementerian Keuangan setelah mempertimbangkan revaluasi. “Dulu kita berpendapat tidak ada revaluasi, tapi setelah kami, termasuk BPKP, melakukan evaluasi secara hukum dan revaluasi nilainya US$ 558 juta,” katanya.

Menteri Hidayat optimistis bahwa Komisi XI akan menerima nilai buku US$ 558 juta. Menurut dia, angka tersebut adalah angka fair yang membuat Indonesia tidak harus menempuh jalur arbitrase. “Nanti BPKP akan menjelaskan dengan menteri keuangan. Saya tidak mau berandai-andai. Angka ini tidak akan membawa kita ke arbitrase,” tuturnya.

Saat dihubungi Tempo, Harry Azhar mengatakan secara prinsip IA menyetujui pengambilalihan Inalum. Tapi secara teknis ia mempertanyakan nilai buku yang diajukan sebanyak US$ 558 juta. Ia pun menegaskan pemerintah harus memberikan penjelasan yang masuk akal agar nilai buku tersebut diterima.

Mengenai waktu pelaksanaan rapat kerja dengan pemerintah mengenai nilai buku, ia belum bisa memastikan kapan rapat tersebut digelar karena sudah memasuki masa reses. Ia juga menyalahkan pemerintah yang meminta persetujuan Komisi XI di pengujung batas tanda tangan terminasi kerja sama Inalum per 1 November 2013 tersebut.

ANANDA TERESIA

Topik Terhangat
Sultan Mantu | Misteri Bunda Putri | Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Dinasti Banten

Berita Terpopuler
Menteri Gamawan: FPI Aset yang Perlu Dipelihara
Pemimpin Redaksi Tempo Wahyu Muryadi Diganti
Soal Kasus Wawan, Adnan Buyung Mau Gugat KPK
Ini Orang PKS yang Minta Mobil Luthfi Dipindahkan
Suap Akil Diduga Disiapkan Kasir Kepercayaan Wawan

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya