TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Bursa Efek Indonesia Adikin Basirun mengatakan, semakin bertambahnya investor lokal dapat mengurangi volatilitas di pasar modal. Menurut Adikin, penetrasi investor di pasar modal masih sangat kecil.
"Ini harus dipandang peluang untuk memperkuat struktur investor guna mengurangi volatilitas pasar modal," ujarnya dalam acara diskusi "Pasar Modal Indonesia oleh IDN Financial", Rabu, 23 Oktober 2013.
Saat ini, jumlah investor di pasar saham baru berjumlah 400 ribu. Angka itu belum termasuk investor di reksadana dan unit link asuransi. "Kita tentu ingin kembangkan investor lokal individu dan institusi karena masih punya peluang besar."
Ia melanjutkan, volaltilitas dipandang sebagai risiko oleh investor ritel. Sebab, mereka melihat performa investasi harian. "Kami ingin menyebarkan lokasi investor ke seluruh indonesia melalui broker dan sosialisasi ke daerah, diharapkan bisa jadi katalis pertumbuhan investor lokal," ujar Adikin.
Menurun Adikin, dominasi investor asing di Bursa Efek Indonesia masih cukup besar. Meski turut mendorong pergerakan indeks, dominasi tersebut dinilai masih rentan untuk pertumbuhan pasar modal. "Dengan adanya jumlah investor lokal lebih dari 50 persen, volatilitas pasar modal akan berkurang,"ujarnya.
Fund Manager Samuel Aset Manajemen Budi Budar mengatakan, meski jumlah investor lokal belum dominan, pemahaman risiko investasi dinilai semakin membaik. Hal tersebut dilihat saat terjadi gejolak di pasar modal sepanjang periode Mei - Agustus lalu. "Untuk reksadana ketika indeks turun, kita tidak alami redemption tapi lebih banyak yang subscribe," katanya saat ditemui di tempat yang sama.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.