AS Segera Punya Gubernur Bank Sentral Baru  

Reporter

Rabu, 9 Oktober 2013 09:31 WIB

Barack Obama. REUTERS/Yuri Gripas

TEMPO.CO, Washington - Presiden Barack Obama akan segera mengumumkan nama Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/Fed) pengganti Ben Bernanke. Orang tersebut adalah Wakil Gubernur The Fed Janet Yellen. Jika Senat mendukung pilihan Obama, Yellen akan menjadi Gubernur perempuan pertama dalam sejarah 100 tahun institusi itu.

Reuters memberitakan Obama akan mengumumkan hal itu pada Rabu, 9 Oktober 2013, pukul 15.00 waktu setempat. Bernanke yang akan habis masa jabatan pada 31 Januari 2014 itu juga dikabarkan akan hadir.

Yellen memiliki sejarah panjang sebagai orang top dalam jajaran pembuat kebijakan dalam bidang ekonomi di AS, termasuk tiga tahun berkiprah sebagai orang nomor dua di The Fed.

Ia dikenal sebagai sosok yang kukuh dalam mendorong upaya penurunan tingkat pengangguran di AS. Di bawah kepemimpinan Yellen, arah kebijakan The Fed tak akan banyak berubah. Tantangan yang kini dihadapi Yellen adalah bagaimana menyetir kebijakan di Bank Sentral ke arah normalisasi.

Yellen harus mengawasi proses rumit menarik kembali stimulus yang luar biasa besar dikucurkan Bank Sentral AS untuk menopang negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut. "Dia pilihan yang sangat baik, dan saya percaya dia akan mendapat dukungan yang besar," kata senator dari kubu Demokrat, Charles Schumer.

Reuters mengabarkan indeks saham berjangka AS naik seiring dengan berita tersebut.

Manajer portofolio di Bahl & Gaynor Investment Counsel, Matt McCormick, menilai pasar akan agak senang dengan gubernur yang baru karena pasar tak mengharapkan banyak perubahan. "Dia (Yellen) menggunakan pedoman yang sama dengan Bernanke," katanya.

Obama berpaling ke Yellen setelah mantan penasihat ekonomi Lawrence Summers menarik diri dari daftar orang yang dipertimbangkan sebagai Gubernur AS. Keputusan Summers tersebut di tengah pro-kontra dukungan di internal partai penguasa, Demokrat.

Berbeda dengan Summers, Yellen menikmati dukungan kuat dari Demokrat. Awal tahun ini, sebanyak 20 Senat Demokrat menandatangani surat yang menekan Obama agar beralih ke mantan profesor dari University of California di Berkeley itu.

Meski begitu, dukungan dari Republik belum ketahuan. Banyak di antara orang Republik yang khawatir kebijakan Fed mempertahankan suku bunga overnight level pada nol persen dan kebijakan pembelian obligasi besar-besaran telah menciptakan gelembung aset dan memicu inflasi.

Yellen diharapkan dapat menggalang 60 suara dari total 100 suara di Senat. Demokrat sendiri menguasai 54 kursi di antaranya.

REUTERS | MARTHA T.




Berita Terpopuler Lainnya
Jawara, Ulama, dan Golkar dalam Dinasti Ratu Atut
KPK Geledah Kantor Adik Atut di Mega Kuningan
Adik Prabowo Tolak Rp 500 Miliar dari Jokowi
Airin Sebaiknya Jangan Pulang Dulu dari Amerika
Filosofi Permen ala Jokowi

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya