Matahari pagi menerangi Gedung Kapitol di Washington, Amerika Serikat, Senin (30/9),saat pemerintahan AS berada di ambang 'shutdown' atau penutupan pada tengah malam kecuali Kongres dapat mencapai kesepakatan menganai dana darurat tambahan. AP/J. Scott Applewhite
Seperti dikabarkan kantor berita AFP, harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 29 sen menjadi US$ 102,04 per barel di New York Merchantile Exchange. WTI pada awal sesi sempat diperdagangkan rendah hingga US$ 101,06 per barel.
Sedangkan harga minyak mentah Brent untuk pengiriman November menurun 43 sen menjadi US$ 107,94 per barel di perdagangan London. Penurunan harga ini merupakan dampak langsung dari penurunan permintaan bahan bakar untuk transportasi di Amerika Serikat.
Akibat penolakan anggaran rutin negara, pemerintah Presiden Barack Obama menutup sementara sejumlah layanan pemerintah. Akibatnya, sebanyak 800 ribu orang staf federal dirumahkan. "Ini yang membuat permintaan bensin untuk komuter akan berkurang," kata Wakil Presiden Senior untuk Derivatif Energi, Andy Lebow.
Kendati demikian, sejumlah analis tak bisa memprediksi berapa lama shutdown akan terjadi sehingga mempengaruhi permintaan energi di negara tersebut. Analis dari Schneider Electric, Matt Smith, mengatakan dalam jangka pendek, ekonomi AS tak akan terpengaruh asalkan segera ada resolusi dalam beberapa hari.
Pasar, Rabu waktu setempat, akan mengawasai laporan mingguan persediaan minyak AS. Analis memperkirakan stok komersial naik 2,1 juta barel pada pekan ini.