Ribuan warga yang akan mudik berusaha menaiki kereta api yang penuh sesak, di sebuah stasiun kereta Dhaka, India, Kamis (8/8). REUTERS/Andrew Biraj
TEMPO.CO, Surakarta - Untuk melayani kebutuhan transportasi warga yang terus meningkat, kebutuhan kereta api baru di Indonesia juga terus meningkat. Setidaknya, setiap tahun Indonesia membutuh 10 rangkaian kereta api baru.
"Tapi tiap tahun kami hanya diberi dua-tiga rangkaian," kata Direktur Sarana Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Sugiadi Waluyo, ketika ditemui di Stasiun Solo Balapan, Surakarta, pada Rabu, 25 September 2013.
"Apalagi dengan pembatasan penumpang kereta api, berarti kepasitas angkutnya terbatas," ucap Sugiadi. Agar KA dapat makin banyak mengangkut penumpang, pemerintah harus menambah rangkaian dan menambah perjalanan.
Ketua Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat, Laurensius B. Dama, menilai moda transportasi kereta api adalah yang paling nyaman digunakan. Untuk pengadaan sarana, dia menilai industri dalam negeri mampu membuat gerbong berkualitas.
"Kalau dalam negeri bisa, kita tidak perlu impor," katanya. Dia mendorong penyediaan rangkaian kereta ekonomi produksi dalam negeri yaitu dari Industri Kereta Api (Inka) Madiun.
Humas PT Inka Madiun, Bintang Gumilar, mengaku saat ini pihaknya baru sebatas persiapan produksi kereta ekonomi, misalnya membuat rangka kereta. "Kami belum produksi karena belum ada kontrak. Tapi begitu ada pesanan, kami siap," ujarnya.
KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen
2 hari lalu
KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen
EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.