Deregulasi Penerbangan Picu Kepadatan Bandara  

Reporter

Rabu, 18 September 2013 13:13 WIB

Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara PT Angkasa Pura I (Persero), Handy Heryudhityawan, menyatakan kepadatan bandara telah terjadi selama belasan tahun terakhir. "Setelah ada deregulasi penerbangan tahun 2000," katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 18 September 2013.

Ia menjelaskan, dengan adanya deregulasi tersebut, investor mendapat kemudahan untuk menjalankan bisnis penerbangan. Sejak itu, penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier-LCC) mulai bermunculan.

"Sebelumnya, masyarakat hanya mengenal Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Bouraq, dan Mandala Airlines," katanya. Handy menambahkan, deregulasi itu mendorong kemunculan maskapai-maskapai baru, antara lain Adam Air, Kartika Airlines, Jatayu Airlines, Bayu Indonesia Air, dan Bali Air.

Handy menjelaskan, sejak lahirnya maskapai-maskapai berbiaya rendah itu, terjadi tren peningkatan jumlah penumpang yang luar biasa. Misalnya di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Sepanjang tahun 1997, perseroan mencatat dua juta penumpang datang dan pergi melalui bandara tersebut.

Pada 1998, jumlah penumpang menyusut karena krisis ekonomi. Setelah deregulasi penerbangan terjadi pada 2000, kata Handy, jumlah penumpang di bandara itu melonjak signifikan. Pada 2012, ada 9,4 juta penumpang yang melalui Bandara Sultan Hasanuddin. "Padahal kapasitasnya hanya untuk tujuh juta penumpang per tahun," ujar Handy.

Kementerian Perhubungan menyebutkan sembilan dari 13 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I telah melebihi kapasitas penumpang. Angkasa Pura I membenarkan hal tersebut dan menyatakan sedang melakukan pengembangan terhadap sejumlah bandara yang padat.

Menurut Handy, rencana pengembangan yang dirancang perseroan menggunakan skala prioritas. "Beberapa yang sudah dikembangkan, seperti Bali, Balikpapan, dan Surabaya," ujarnya. Setelah itu menyusul pengembangan bandara di Yogyakarta, Banjarmasin, dan Semarang.

Pengembangan yang dilakukan perseroan, kata Handy, berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan bandara. Namun pengembangan mencakup luas bandara dan terminal, pembangunan bandara baru, dan penambahan landasan pacu.

Begitu juga Terminal 1 dan 2 Bandara Juanda, Surabaya, hanya bisa menampung enam juta penumpang karena melihat realisasi jumlah penumpang tahun lalu mencapai 16 juta penumpang. Artinya, perlu ada pengembangan lagi. "Ini yang kami sebut kebutuhan karena masih kurang. Surabaya perlu kami kembangkan lebih luas dengan menambah terminal 3, persiapan pengembangan lanjutan, yakni landas pacu baru," ujarnya.

MARIA YUNIAR

Berita Terkait
Transaksi Lion Air-Airbus Rp 232,8 Triliun

Lion Air Pesan 201 Unit A320 Rp 194,1 Triliun

Lion Air Pesan 201 Unit Airbus Rp 194,1 Triliun

Mei, Mandala Buka Rute Baru Tujuan Australia

Rapat Batal, Ratusan Kreditor Batavia Air Telantar









Berita terkait

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

4 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

5 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

9 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

10 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

10 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

14 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

16 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

22 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

22 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

27 hari lalu

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.

Baca Selengkapnya