TEMPO.CO, Jakarta - Bank DKI memutuskan tak akan menaikkan suku bunga untuk kredit usaha mikro, kecil, dan menengah setelah naiknya BI Rate menjadi 7,25 persen. Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan bunga pinjaman pengusaha UMKM akan dipertahankan pada kisaran 12-13 persen.
"Lebih baik kami mengorbankan margin keuntungan daripada menaikkan bunga kredit UMKM," ujar Eko seusai kunjungan bersama Gubernur DKI Joko Widodo dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Pasar Blok G Tanah Abang, Jumat, 13 September 2013.
Alasannya, kenaikan bunga kredit UMKM akan semakin membuat lesu perekonomian di Ibu Kota. Terlebih, sektor UMKM merupakan penopang perekonomian masyarakat dalam menghadapi terpaan krisis. Tetapi suku bunga jenis kredit lainnya akan tetap menyesuaikan dengan besaran BI Rate.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo juga optimistis bank tak akan meningkatkan suku bunga untuk UMKM. "Di semua bank, kan, ada fasilitas yang lebih untuk mereka (UMKM), justru masing-masing bank akan berinisiatif menjaga daya tahan UMKM mereka," kata Agus di Blok G Tanah Abang.
Ia mengatakan sektor usaha rakyat itulah yang lebih kuat menghadapi kondisi ekonomi yang melambat. "Yang naik kemarin, kan, policy rate," ujarnya.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
3 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.