Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani mengatakan dibutuhkan paling lama tiga tahun untuk memenuhi kekurangan tenaga aktuaris di industri asuransi. Pasalnya, saat ini masih berlangsung proses penjaringan aktuaris yang selanjutnya akan menempuh jalur pendidikan program aktuaria.
"Mereka masih akan bersekolah dulu," kata Firdaus di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Kamis, 29 Agustus 2013. Saat ini OJK tengah mempersiapkan sejumlah nota kesepahaman dengan beberapa universitas yang memiliki jurusan Matematika untuk memenuhi kekurangan tenaga aktuaris.
Beberapa universitas yang akan digandeng OJK adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada. "Termasuk juga Institut Teknologi Surabaya dan Institut Pertanian Bogor," tutur Firdaus.
Pernyataan tersebut, kata dia, merespons masih besarnya kebutuhan aktuaris di Indonesia. Dari total kebutuhan 600 orang aktuaris, baru terpenuhi 175 di antaranya. Sedangkan dari jumlah tersebut, tidak semuanya bekerja di perusahaan asuransi. "Padahal, perusahaan asuransi harus menggunakan sistem pelaporan akuntansi dengan sistem pelaporan finansial internasional.”
Kuan menjelaskan, aktuaris punya peran penting dalam perusahaan asuransi karena akan memastikan produk asuransi memiliki harga valuasi yang baik. Peran aktuaris juga memastikan kesehatan keuangan perusahaan asuransi. "Seperti dokter," ucapnya.
Minimnya ahli aktuaria ini yang di antaranya membuat para pelaku usaha di bidang asuransi meminta Dewan Perwakilan Rakyat menangguhkan pasal dalam Rancangan Undang-Undang Asuransi yang mengharuskan satu perusahaan asuransi minimal memiliki satu aktuaris.
HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier
11 hari lalu
HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier
HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.