Gas Alam Diharapkan Dongkrak Industri  

Selasa, 16 Juli 2013 14:20 WIB

Menteri Perindustrian MS Hidayat (kiri) didampingi Dirut PT Citra Tubindo Engineering Chris Wiluan melihat pabrik pembuat kilang minyak lepas pantai, di Batam, Kepri, Jumat (6/7). ANTARA/Audy Alwi

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian memproyeksikan kebutuhan energi untuk sektor industri yang terbesar adalah kebutuhan akan gas alam. Staf ahli Menteri Perindustrian bidang Penguatan Struktur Industri, Achdiat Atmawinata, mengatakan tahun 2025 nanti gas alam yang diperlukan sebesar 1,36 juta british termal unit (MMBTU). "Jumlah itu setara dengan 51,2 persen dari total penggunaan energi untuk industri," kata dia saat berada di kantornya, Selasa, 16 Juli 2013.

Setelah gas alam, kata dia lagi, kebutuhan energi yang terbesar adalah batubara. Porsi kebutuhannya mencapai angka 20,3 persen atau sekitar 26,68 juta ton pada tahun 2025. Proyeksi ini dilakukan hanya menggunakan skenario Bussines as Usual.

Dia menjelaskan, jika efisiensi energi bisa dilakukan, kebutuhannya bisa ditekan. Dalam skenario akselarasi yang disertai efisiensi tercatat kebutuhan bisa menurun sebesar 8,6 persen. Artinya, kebutuhan gas alam akan turun menjadi 1,691 MMBTU, sedangkan batubara menjadi 33,89 juta ton. "Pemakaian energi kita masih bergantung pada penggunaan energi fosil," katanya.

Pada tahun 2012, penggunaan gas alam paling banyak digunakan oleh industri pupuk. Untuk kebutuhan bahan baku diperlukan gas sebesar 14 persen. Sebanyak 38 persen untuk kebutuhan utilitas dan 48 persen digunakan terkait proses industri secara keseluruhan, "Industri pupuk pemakan energi gas yang paling besar," ujarnya.

Ketergantungan industri pada energi fosil yang sudah terbatas membuat harga semakin tinggi. Dia mengatakan solar paling banyak digunakan oleh industri makanan, minuman, dan tembakau. Batubara dan gas alam banyak digunakan oleh industri semen dan barang galian bukan logam. Sementara energi listrik banyak digunakan oleh industri tekstil dan barang dari kulit. "Kita masih ketergantungan," katanya.

Menteri Perindustrian Mohammad Suleman Hidayat mengatakan salah satu cara yang paling ampuh untuk mengatasi pemborosan energi adalah dengan mengembangkan teknologi nuklir. Dia berpendapat jika energi nuklir bisa dikembangkan, persoalaan keterbatasan energi untuk industri dan kebutuhan lain bisa terpenuhi.

Namun masih terdapat masalah seperti kebutuhkan teknologi yang tinggi untuk mengembangkan nuklir. Selain itu, bobot politik yang ditanggungnya juga besar. Dia berpendapat studi nuklir harus dimulai sekarang. Walaupun belum jelas kapan akan digunakan. "Bisa 10-20 tahun lagi kita baru akan menggunakan nuklir. Tapi penelitiannya harus dimulai dari sekarang," kata dia.




RAMADHANI

Berita terkait

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

8 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

54 hari lalu

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

55 hari lalu

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

21 Februari 2024

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.

Baca Selengkapnya

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

17 Januari 2024

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

Sekarang, sudah banyak orang yang menjual iPhone bekas. Sebelum membeli, sebaiknya cek IMEI iPhone apakah terdaftar atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

9 Januari 2024

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan bakal memanggil Kementerian Perindustrian dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS).

Baca Selengkapnya

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

28 Desember 2023

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

Ekonom Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan ada ketimpangan realisasi investasi di sektor industri pengolahan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

26 Desember 2023

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

Terpopuler: Dugaan pelanggaran di kasus ledakan smelter nikel milik Cina di Indonesia, Waskita Karya berpotensi lanjutkan PHK karyawan.

Baca Selengkapnya

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

24 Desember 2023

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) minta PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) penuhi hak korban ledakan smelter nikel di Morowali.

Baca Selengkapnya

Tungku Smelter Meledak, Kementerian ESDM: Pengawasan Kepatuhan K3 Wewenang Kemenperin

24 Desember 2023

Tungku Smelter Meledak, Kementerian ESDM: Pengawasan Kepatuhan K3 Wewenang Kemenperin

Kementerian ESDM mengatakan bahwa pengawasan kepatuhan K3 industri smelter nikel wewenang Kementerian Perindustrian.

Baca Selengkapnya