BPS: Ekonomi Tumbuh Tapi Kemiskinan Tak Turun
Editor
Akbar Tri Kurniawan
Senin, 1 Juli 2013 17:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan penurunan kemiskinan di Indonesia berjalan lamban. Jumlah penduduk miskin mencapai 28,07 juta orang pada Maret 2013 lalu. Jumlahnya turun 0,52 juta orang ketimbang September 2012 yang sebanyak 28,59 juta orang. "Tapi penurunan kemiskinan semakin melambat," kata Suryamin di kantornya, Senin, 1 Juli 2013.
Suryamin merinci jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 10,33 juta hingga Maret 2013, lebih kecil ketimbang jumlah pada September tahun lalu sebanyak 10,51 juta orang.
Adapun jumlah penduduk miskin di perdesaan tercatat 17,74 juta orang pada periode yang sama. Jumlah ini lebih kecil ketimbang jumlah pada September 2012 sebesar 18,08 juta orang.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Dantes Simbolon mengatakan membaiknya pertumbuhan ekonomi dinilai tidak berdampak pada penduduk miskin. "Penduduk miskin tidak punya akses. Pertumbuhan ekonomi hanya dirasakan orang yang berpindidikan tinggi," katanya.
Dantes menilai pengurangan kemiskinan berasal dari program pemerintah seperti pembagian beras miskin dan jaminan kesehatan masyarakat. Fenomena itu menggambarkan penurunan orang miskin bukan efek dari pertumbuhan. Pertumbuhan tidak berpengaruh karena orang miskin tidak berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang mendorong pertumbuhan.
Menurut Dantes, tidak terhubungnya orang miskin dalam pertumbuhan ekonomi karena pendidikan mereka yang rendah. "Faktanya memang begitu," kata Dantes.
Sejak 2010, pertumbuhan ekonomi tercatat 6,1 persen. Lalu meningkat menjadi 6,5 persen setahun kemudian. Pada 2012 pertumbuhan mengalami penurunan kendati tetap di atas 6 persen yaitu 6,23 persen. Tahun ini pemerintah menargetkan pertumbuhan pada level 6,3 persen.
Adapun angka kemiskinan, ada 31,02 juta orang atau 13,33 persen pada 2010. Pada Maret 2011 menjadi 30,02 juta orang, turun menjadi 29,13 juta pada Maret 2012, turun lagi menjadi 28,59 juta pada September tahun lalu, dan Maret lalu menjadi 28,07 juta orang.
Jumlah penduduk miskin tertinggi di Maluku dan Papua sebanyak 23,97 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 14,51 persen, Sumatera 11,51 persen, Sulawesi 11,22 persen, dan Jawa 10,92 persen.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Terpopuler:
Begini "Nakal"-nya Briptu Rani
Jawaban Menteri Roy Soal Marah di Hotel
Cuma Jokowi yang Dipandang Mampu Bendung Prabowo
Rio Haryanto Naik Podium di Silverstone
Gerindra Pegang Teguh Janji Jokowi