BPS: Ekonomi Tumbuh Tapi Kemiskinan Tak Turun

Reporter

Senin, 1 Juli 2013 17:36 WIB

Pengemis berada di kolong jembatan Manggarai, Jakarta,(27/10). Angka kemiskinan penduduk Indonesia, hingga Maret 2009, mencapai 14,15 persen, menurun 2,5 juta orang dibandingkan tahun 2008. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan penurunan kemiskinan di Indonesia berjalan lamban. Jumlah penduduk miskin mencapai 28,07 juta orang pada Maret 2013 lalu. Jumlahnya turun 0,52 juta orang ketimbang September 2012 yang sebanyak 28,59 juta orang. "Tapi penurunan kemiskinan semakin melambat," kata Suryamin di kantornya, Senin, 1 Juli 2013.

Suryamin merinci jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 10,33 juta hingga Maret 2013, lebih kecil ketimbang jumlah pada September tahun lalu sebanyak 10,51 juta orang.

Adapun jumlah penduduk miskin di perdesaan tercatat 17,74 juta orang pada periode yang sama. Jumlah ini lebih kecil ketimbang jumlah pada September 2012 sebesar 18,08 juta orang.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Dantes Simbolon mengatakan membaiknya pertumbuhan ekonomi dinilai tidak berdampak pada penduduk miskin. "Penduduk miskin tidak punya akses. Pertumbuhan ekonomi hanya dirasakan orang yang berpindidikan tinggi," katanya.

Dantes menilai pengurangan kemiskinan berasal dari program pemerintah seperti pembagian beras miskin dan jaminan kesehatan masyarakat. Fenomena itu menggambarkan penurunan orang miskin bukan efek dari pertumbuhan. Pertumbuhan tidak berpengaruh karena orang miskin tidak berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang mendorong pertumbuhan.

Menurut Dantes, tidak terhubungnya orang miskin dalam pertumbuhan ekonomi karena pendidikan mereka yang rendah. "Faktanya memang begitu," kata Dantes.

Sejak 2010, pertumbuhan ekonomi tercatat 6,1 persen. Lalu meningkat menjadi 6,5 persen setahun kemudian. Pada 2012 pertumbuhan mengalami penurunan kendati tetap di atas 6 persen yaitu 6,23 persen. Tahun ini pemerintah menargetkan pertumbuhan pada level 6,3 persen.

Adapun angka kemiskinan, ada 31,02 juta orang atau 13,33 persen pada 2010. Pada Maret 2011 menjadi 30,02 juta orang, turun menjadi 29,13 juta pada Maret 2012, turun lagi menjadi 28,59 juta pada September tahun lalu, dan Maret lalu menjadi 28,07 juta orang.

Jumlah penduduk miskin tertinggi di Maluku dan Papua sebanyak 23,97 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 14,51 persen, Sumatera 11,51 persen, Sulawesi 11,22 persen, dan Jawa 10,92 persen.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Berita Terpopuler:

Begini "Nakal"-nya Briptu Rani

Jawaban Menteri Roy Soal Marah di Hotel

Cuma Jokowi yang Dipandang Mampu Bendung Prabowo

Rio Haryanto Naik Podium di Silverstone

Gerindra Pegang Teguh Janji Jokowi

Berita terkait

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

2 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

7 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

9 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya