TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar memperkirakan dampak kenaikan BBM terhadap inflasi akan masih terasa di bulan Juni. “Mungkin masih akan terasa di bulan Juni, namun (secara tahunan) tidak berbeda jauh prakiraan sebesar 7,2 persen,” katanya di Kementerian Perdagangan, Senin, 24 Juni 2013.
Ia optimistis kenaikan harga sejumlah barang pokok akan dapat diatasi oleh masyarakat karena ekonomi masih akan terus tumbuh. Indonesia, menurut dia, masih memiliki daya tarik tersendiri dibanding negara-negara lain di tengah ketidakpastian global.
Produk Domestik Bruto (PDB) Cina turun 8 persen menjadi 6 persen, sedangkan India dari 7 persen menjadi 5 persen. Hanya Indonesia tetap 6,2 persen," kata Mahendra.
Harga komoditas pun turut berpengaruh terhadap ketahanan masyarakat hadapi kemungkinan inflasi tambahan. “Berdasarkan laporan Bank Dunia tiga pekan lalu, harga komoditas pangan akan cenderung stabil. Kondisi ini membantu komoditas pangan Indonesia untuk lebih banyak terserap di dalam negeri,” ucapnya.
Namun begitu, ia enggan mengkaitkan dampak kenaikan BBM dan indeks serta saham yang mengalami penurunan. “Saya tidak punya kewenangan dan kapasitas seberapa jauh itu mempengaruhi indeks saham dan pasar keuangan,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, akhir pekan lalu juga optimistis inflasi tidak akan lebih dari 7,2 persen. Ia mengatakan pemerintah sudah menyiapkan segala upaya agar inflasi tetap terjaga, walau akan menghadapi bulan suci Ramadhan. “Operasi pasar akan kita lakukan kalau kenaikan yang tidak wajar.”
Untuk beras, kedelai, dan daging misalnya, pemerintah tidak perlu lagi untuk rapat-rapat atau mengurus perizinan. "Karena Bulog sudah diberi kewenangan untuk menstabilkan harga untuk itu," kata Hatta saat itu.
Sedangkan untuk bahan pokok lainnya, seperti misalnya cabe, bawang atau kebutuhan lainnya ia mengatakan kewenangan masih dibawah Kementerian Perdagangan. “Tapi itu sudah ada ketentuan kalau tren-nya (harga) naik. Kan datanya dari BPS," ucapnya.
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.
