BI Rate Naik, Pasar Properti dan Mobil Lesu

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Jumat, 14 Juni 2013 09:05 WIB

Showroom mobil bekas. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Ekonomi dari Institute Development of Economy and Financial (INDEF), Ahmad Erani Yustika, memprediksi penjualan rumah dan mobil melalui sistem kredit akan mengalami penurunan menyusul kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 6 persen. Ia mengatakan kenaikan BI rate tersebut akan memicu kenaikan suku bunga kredit perbankan seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM).

"Tingkat suku bunga, baik KPR maupun KPM akan naik sekitar 3-4 persen dari level sekarang. Hal ini tentunya akan menyebabkan pertumbuhan kredit melemah dan belum bisa diprediksi pelemahannya sampai berapa," katanya ketika dihubungi Tempo di Jakarta, Jumat, 14 Juni 2013.

Ia mengatakan kenaikan suku bunga kredit,baik KPM maupun KPR sebesar 3-4 persen dari level sekarang akan berimbas pada penurunan penjualan di sektor otomotif dan property sebesar 4-5 persen tahun ini. Secara umum, suku bunga KPR (fixed) mencapai 9-12 persen(1 tahun) sementara KPM berkisar pada level 3-4 persen (1 tahun).

Ahmad mengatakan pelemahan pertumbuhan kredit juga akan dipengaruhi oleh proyeksi inflasi yang mencapai 7,7 persen. Tanpa memperhitungkan inflasi sebesar 7,7 persen, Ahmad memperkirakan pertumbuhan kredit akan mencapai 20-22 persen. Dengan adanya inflasi sebesar 7,7 persen, INDEF memperkirakan pertumbuhan kredit tidak akan mencapai 20-22 persen. "Dengan adanya inflasi, pertumbuhan kredit hanya akan mencapai 16 persen," katanya.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan menaikkan BI rate sebanyak 25 basis point ke level 6 persen. BI menyatakan kebijakan ini merupakan langkah untuk merespons meningkatnya ekspektasi inflasi serta untuk memelihara kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan di tengah ketidakpastiand pasar keuangan global.

BI juga memutuskan menaikkan suku bunga simpanan di Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI) 25 basis poin ke level 4,25 persen. Langkah tersebut diambil setelah rupiah melemah ke level Rp 9.800 sejak akhir Mei 2013. BI mengatakan, langkah tersebut perlu diambil untuk menjaga stabilitas moneter.

ANANDA TERESIA
Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Rusuh KJRI Jeddah


Baca juga:

Barca Tawar Torres Rp 263 miliar

MU Berharap Bale ke Real Madrid

Messi Dituding Menggelapkan Pajak Rp 52 Miliar

PSG Bidik Andre Villas-Boas

Berita terkait

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

BI Rate Turun Tanpa Tunggu The Fed, DGS: Kalau Domestik Sudah Oke

7 Februari 2024

BI Rate Turun Tanpa Tunggu The Fed, DGS: Kalau Domestik Sudah Oke

Bank Indonesia menyebut BI Rate bisa diturunkan tanpa menunggu penurunan suku bunga The Fed jika kondisi domestik sudah oke.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Diprediksi Pertahankan Suku Bunga hingga Akhir Tahun, Ini Kata Ekonom

25 Agustus 2023

Bank Indonesia Diprediksi Pertahankan Suku Bunga hingga Akhir Tahun, Ini Kata Ekonom

Bank Indonesia (BI) diprediksi mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) di level 5,75 persen hingga akhir 2023.

Baca Selengkapnya

Bunga Acuan BI Naik jadi 5,5 Persen, Apa Sebabnya dan Bagaimana Respons Perbankan?

23 Desember 2022

Bunga Acuan BI Naik jadi 5,5 Persen, Apa Sebabnya dan Bagaimana Respons Perbankan?

BI resmi menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau BI Rate sebesar 0,25 basis poin menjadi 5,5 persen. Apa saja alasannya?

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Mulai Pertimbangkan Menaikkan Bunga Kredit karena BI Rate Naik Terus

26 Oktober 2022

Bank Mandiri Mulai Pertimbangkan Menaikkan Bunga Kredit karena BI Rate Naik Terus

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan akan memperhatikan sejumlah hal, terutama kesehatan keuangan para debitur sebelum menaikkan suku bunga.

Baca Selengkapnya

Bunga Acuan Naik, Bank Mandiri Tetap Pede Pertumbuhan Kredit 11 Persen

26 Agustus 2022

Bunga Acuan Naik, Bank Mandiri Tetap Pede Pertumbuhan Kredit 11 Persen

Bank Mandiri tidak berencana merevisi target pertumbuhan kredit pada 2022 meskipun suku bunga acuan naik 25 basis poin menjadi 3,75 persen.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Apersi: Time To Buy KPR

24 Agustus 2022

Suku Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Apersi: Time To Buy KPR

Kenaikan suku bunga acuan menjadi 3,75 persen yang diputuskan Bank Indonesia dinilai tidak terlalu berdampak pada pembiayaan KPR. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Bank Langsung Naikkan Bunga Kredit?

23 Agustus 2022

Suku Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Bank Langsung Naikkan Bunga Kredit?

BI resmi menaikkan suku bunga acuan atau BI7DRR sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen. Apa saja dampak kenaikan suku bunga itu terhadap perbankan?

Baca Selengkapnya

Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Gubernur BI: Ada Risiko Stagflasi dan Resesi di Sejumlah Negara

23 Agustus 2022

Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Gubernur BI: Ada Risiko Stagflasi dan Resesi di Sejumlah Negara

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan kenaikan suku bunga acuan menjadi 3,75 persen salah satunya didasari oleh faktor eksternal. Apa saja?

Baca Selengkapnya