Cegah Rupiah Melemah, BI Naikkan FasBI Rate

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 12 Juni 2013 07:51 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan menaikkan suku bunga simpanan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI Rate). "Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari ini, memutuskan untuk menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin dari 4 persen menjadi 4,25 persen, berlaku mulai 12 Juni 2013," kata Juru bicara BI Difi Johansyah, Selasa malam, 11 Juni 2013.

Difi menjelaskan, langkah ini diambil BI sebagai respon atas pelemahan rupiah belakangan ini. "Dalam rangka stabilisasi kondisi moneter sehubungan dengan pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini," katanya. Kebijakan ini melengkapi langkah intervensi valas yang selama ini terus dilakukan BI.

Level suku bunga simpanan FasBI ini, dinilai BI konsisten dengan kondisi moneter sekarang yang menghadapi tekanan nilai tukar dan inflasi.

"Gubernur BI menyatakan bahwa Bank Indonesia siap melakukan langkah-langkah yang diperlukan," kata Difi.
BI juga tetap akan memenuhi kebutuhan likuiditas valas dan rupiah di pasar.

Mengacu pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah menembus level Rp 9.800-an sejak akhir Mei 2013. Rupiah terus bertengger di level itu hingga perdagangan kemarin.

Nilai tukar rupiah di pasar uang berjangka Non Deliverable Forward (NDF) sendiri dikabarkan sudah menembus Rp 10 ribu per dolar AS. Meski begitu, Pengamat Pasar Uang Fahrial Anwar menegaskan, nilai tukar di pasar NDF tak bisa jadi acuan kurs. Alasannya, transaksi di pasar itu bukan transaksi riil, hanya berdasar kuotasi. Alhasil banyak spekulan yang bermain.

Pada Selasa 11 Juni 2013, pihak Istana sudah mengeluarkan pernyataan menanggapi kabar pergerakan kurs rupiah yang mendekat ke Rp 10.000 per dolar AS. Presiden meminta rupiah dijaga di level Rp 9.800 per dolar AS.

Adapun soal tekanan inflasi, sejumlah pengamat memperkirakan tekanan mulai terjadi pada Juni dipicu kenaikan harga jelang Bulan Puasa dan Hari Raya Lebaran.

Difi menambahkan, kebijakan BI ini adalah sinyal ke pelaku pasar bahwa BI waspada dengan pelemahan rupiah. "Sinyal bahwa BI siap merespon pelemahan rupiah. Kalau rupiah melemah, memang ada suku bunga yang disesuaikan," katanya. Kenaikan FasBI rate disebut sebagai respon jangka pendek BI. Kenaikan ini diharapkan bisa membuat penempatan di aset keuangan dalam rupiah tetap menarik bagi investor.

Ditanya soal kemungkinan BI menaikkan BI rate, Difi menjelaskan, hal itu masih harus menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulanan pada Kamis, 13 Mei 2013.

Soal pelemahan rupiah belakangan, dijelaskan Difi, terjadi karena tingginya kebutuhan dolar pada tengah tahun ini. Hal ini menyusul aksi jual saham dan pelepasan SUN yang dipegang investor asing. Selain itu, ada pula kebutuhan dolar untuk pembayaran utang luar negeri dan impor.

MARTHA THERTINA
Berita Lainnya:
Hidayat Nur Wahid: PKS Memang Main di Dua Kaki
Laris Manis Lelang Barang Gratifikasi di KPK
Dolar Tembus Rp 10.000, BI Guyur US$ 100 Juta/Hari
Jokowi Ganti Dua Direktur RSUD
Apa Saja Kelebihan iOS 7?

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

11 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

22 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

23 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya