TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung menyita 12 unit pesawat latih yang belum dirakit dan dua unit link simulator. "Pada hari Kamis, tanggal 30 Mei 2013," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Setia Untung Arimuladi, melalui keterangan resmi, Jumat, 31 Mei 2013.
Untung menambahkan berdasarkan hasil penyelidikan ada dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaan pesawat latih sayap tetap atau fixed wing. Pengadaan dilakukan untuk mendatangkan 18 unit pesawat latih dan dua unit simulator pada Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Tahun Ajaran 2010-2013, senilai Rp.138.801.300.000.
"Ditemukan adanya bukti permulaan yang cukup tentang terjadinya tindak pidana korupsi," katanya. Untuk itu, kata Untung, Kejaksaan Agung meningkatkan ke tahap penyidikan. Ada tiga orang yang ditetapkan tersangka.
Pertama, Direktur Utama PT Pasific Putra Metropolitan bernisial BW. Kedua, pegawai negeri sipil (PNS) pada STPI, I.G.K. Rai Darmaja, dan Kepala Bagian Administrasi Umum sebagai pembuat komitmen dari STPI, berinisial AA. Penetapan tersangka dilakukan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Print- 68 s/d 70/F.2/Fd.1/05/2013, tanggal 24 Mei 2013.
Penyidikan pun digelar karena diduga setelah pembayaran selesai 100 persen pada 14 Desember 2012, hanya ada enam unit pesawat. Penyidikan direncanakan untuk mengumpulkan alat bukti dugaan tindak pidana korupsi tersebut.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan meminta Kejaksaan Agung tidak menyita pesawat-pesawat itu. Namun Bambang mengaku belum mengetahui detil kasus tersebut.
Bambang menambahkan bila memang ada permasalahan, maka Kementerian Perhubungan akan menjalani langkah-langkah sesuai prosedur hukum. Pesawat-pesawat tersebut, ia melanjutkan, didatangkan melalui pengadaan tahun 2012. "Yang saya tahu, itu terkait pembayaran pajak pesawat masuk," ucap Bambang.
Ia mengungkapkan, Kementerian Perhubungan akan menyurati Kejaksaan Agung agar jika memang dilakukan penyitaan, hal itu tidak menggangu proses perakitan. Menurut Bambang, pesawat-pesawat tersebut belum lama datang dan masih harus dirakit.
MARIA YUNIAR
Berita terkait
Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih
8 hari lalu
Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.
Baca SelengkapnyaBerburu Tiket Murah dengan Teknik Skiplagging, Apa Itu?
27 hari lalu
Apakah sudah pernah mendengar istilah skiplagging sebelumnya?
Baca SelengkapnyaAlasan Wisatawan Disarankan Menggunakan Hand Luggage Saat Bepergian
28 hari lalu
Jika ingin menghemat waktu selama penerbangan wisatawan disarankan menggunakan hand luggage
Baca SelengkapnyaTertarik Menjadi Pramugari? Ini 5 Hal yang Sering Disalahpahami Banyak Orang
29 hari lalu
Seorang pramugari mengatakan banyak kesalahpaman tentang profesi pramugari
Baca Selengkapnya5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang
33 hari lalu
Memesan tiket jauh hari sebelum mudik bisa menghindari naiknya harga tiket.
Baca SelengkapnyaPosisi Kursi Pesawat yang Lebih Luas untuk Kaki Ini Disertai Tanggung Jawab Besar
34 hari lalu
Barisan kursi pesawat ini memiliki ruang yang cukup lega untuk kaki tapi menurut pramugari tidak semua orang bisa duduk di situ
Baca SelengkapnyaMengenang Wafatnya Bapak Dirgantara Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo
38 hari lalu
Sayangnya saat Nurtanio memasuki sekolah penerbangan di era kolonial Jepang itu dirinya hanya disuruh untuk mendorong dan membersihkan pesawat terbang
Baca SelengkapnyaTips Mengatasi Anak Menangis di Pesawat Terbang
24 Februari 2024
Momen anak menangis di pesawat terbang bisa menggangu wisatawan lain. Cara ini dapat membantu para orang tua menenangkan anak menangis
Baca Selengkapnya5 Makanan yang Dilarang Masuk Kabin Pesawat Terbang
11 Februari 2024
Bberapa negara melarang makanan tertentu dimasukkan ke dalam tas jinjing di kabin pesawat terbang
Baca Selengkapnya5 Tips Menjaga Kebersihan Berpergian dengan Pesawat Terbang
11 Februari 2024
Beberapa tips ini dapat membantu penumpang yang tetap ingin menjaga kebersihan selama di pesawat terbang
Baca Selengkapnya