TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen negatif bursa regional menjadi pemicu aksi jual di bursa deomestik. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini terkoreksi 61,02 poin (1,19 persen) ke level 5.068,63. Setelah sempat wara wiri di level 5.200, indeks kini kembali ke level 5.000.
Analis dari PT Millenium Danatama Sekuritas, Probo Sujono, mengatakan berlanjutnya tekanan jual khususnya yang dilakukan investor asing membuat indeks kembali menutup akhir pekan dengan pelemahan. "Negatifnya bursa regional menjadi pemicu bagi asing untuk meneruskan tekanan jual."
Sejak sepekan terakhir, investor asing cenderung masih mengambil posisi defensif dan mengurangi portofolionya. Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi sasaran aksi jual seperti Telkom Indonesia, Perusahaan Gas Negara, dan beberapa saham perbankan.
Menurut Probo, tekanan jual mulai terjadi sejak pemerintah mengumumkan penundaan kenaikan harga BBM bersubsidi ke akhir Juni. Dari situ pelaku pasar melihat fundamental ekonomi Indonesia dirasa bermasalah. "Terutama ancaman inflasi yang meningkat karena pengumuman harga BBM berdekatan dengan bulan puasa."
Secara teknikal, dalam dua hari perdagangan IHSG telah ditutup di bawah level support sehingga indeks mulai menunjukkan sinyal pelemahan lanjutan (bearish). Jika tidak diiringi sentimen positif, indeks akan terus menyusut dengan target level 4.985.
Saham yang berpindah tangan hari ini sebanyak 9,3 miliar lembar saham dengan volume Rp 13,5 triliun dengan frekuensi 214,9 ribu kali. Sebanyak 151 saham menguat, 137 saham turun, serta 80 lainnya tidak berubah. Asing mencatat penjualan bersih Rp 621,7 miliar.
Bursa Asia cenderung melemah hingga 17.00 WIB. Hang Seng melemah 0,41 persen, Strait Times melemah 0,61 persen, bursa Shanghai melemah 0,74 persen, dan bursa India turun 1,89 persen. Sementara Nikkei 225 naik 1,37 persen dan bura Korea naik 0,05 persen.