Impor Dibatasi, Petani Apel Batu Untung Besar

Reporter

Senin, 6 Mei 2013 18:44 WIB

Petani apel di Malang, Jawa Timur. TEMPO/Aman Rochman

TEMPO.CO, Batu - Petani apel Batu mengaku untung dua kali lipat setelah harga apel melonjak signifikan. Sejak sebulan terakhir harga apel kualitas super terus merangkak naik. Awal Desember 2012-Januari 2013 harga apel sebesar Rp 4 ribu per kilogram, Febuari naik Rp 6 ribu, April naik sebesar Rp 10 ribu. "Saat ini keuntungan petani bisa dua kali lipat," kata petani apel Bumiaji Kota Batu, Sunaryo, Senin 6 Mei 2013.

Menurutnya, harga apel kualitas super jenis ana dan manalagi dari petani sebesar Rp 13 ribu, sedangkan jenis roombeauty Rp 17.500 per kilogram. Harga apel stabil, katanya, setelah pemerintah menghentikan impor buah. Petani memiliki posisi tawar tinggi dengan para tengkulak. Bahkan, sejumlah petani menolak tengkulak yang bakal membeli apel roombeauty seharga Rp 16.500.

Dengan harga apel tinggi, petani pun mendapat untung besar. Biaya produksi setiap hektare sebesar Rp 25 juta, sementara produksi mencapai 25 ton per hektare. Harga apel stabil, katanya, lama tak dirasakan petani. Selama ini, keuntungan petani apel menipis bahkan sebagian merugi. "Dulu harga Rp 4 ribu, petani terlilit utang untuk modal," katanya.

Sebagian petani bahkan memilih membongkar lahan apel menjadi kebun tebu. Setelah harga stabil, petani pun kembali bersemangat menanam apel. Lahan perkebunan di kaki Gunung Arjuna bersuhu udara dingin, tepat untuk tanaman apel. "Apel hanya hidup dan berbuah di suhu dingin," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Sugeng Pramono menjelaskan produktifitas tanaman apel di Batu anjlok. Lantaran tanaman berusia antara 20-25 tahun. Untuk itu, Pemerintah Kota Batu menyediakan anggaran peremajaan tanaman serta dana pupuk. "Lahan perlu diperbaiki, petani lebih baik menggunakan pupuk organik," katanya.

Selama ini, kata dia, petani menggunakan pupuk berlebihan. Akibatnya, tanah menjadi jenuh dan tak subur. Buah apel asal Batu dulu diekspor ke sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura. "Dulu produktivitas 30 ton dulu, sekarang hanya 10-20 ton per hektare," katanya.

Konsentrasi kawasan pertanan apel di wilayah Bumiaji lereng Gunung Arjuna meliputi lima desa antara lain Bumiaji, Punten, Turungrejo, Bulukerto, Sumber Bendo. Data Dinas Pertanian Kota Batu pada 2005 jumlah tanaman apel sebanyak 2.604.829 pohon. Sekitar 2.204.800 pohon di antaranya tanaman produktif. Total produksi apel setiap tahun sebanyak 1,2 juta kuintal atau produktivitas tanaman per pohon sekitar 28,02 kilogram.

Produktivitas tanaman apel anjlok sejak 2010. Tanaman apel turun menjadi 2.574.852 pohon, dan hanya 1.974.366 pohon yang produktif. Total produksi buah apel anjlok menjadi 842.799,00 kuintal per tahun atau produktivitas tanaman per pohon hanya 17,00 kilogram.


EKO WIDIANTO



Topik Terhangat:
Pemilu Malaysia
| Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg


Baca juga:

Ini Motif Perbudakan Buruh Panci di Tangerang

Massa Bakar Al-Quran di Masjid Jemaat Ahmadiyah

Ini Kata Dubes Inggris Soal Kantor OPM di Oxford

Anwar Ibrahim Berkicau Menangkan Pemilu Malaysia




Advertising
Advertising

Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

7 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

11 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

57 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

28 Februari 2024

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

1 Februari 2024

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

Ganjar Pranowo berjanji akan menjadikan Sulut sebagai pintu keluar masuk ekspor-impor dari wilayah utara Indonesia.

Baca Selengkapnya