Pebisnis Tambang Minta Kelonggaran Aturan

Kamis, 11 April 2013 19:31 WIB

Pertambangan pasir. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta -Pelaku usaha pertambangan masih mengharapkan kelonggaran dalam penerapan hilirisasi mineral di Indonesia. Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty mengatakan beberapa perusahaan Australia yang berinvestasi di sektor pertambangan khawatir tak dapat memenuhi target pengolahan dan pemurnian di dalam negeri mulai Januari 2014.

"Kami memahami keinginan pemerintah Indonesia agar ada nilai tambah di dalam negeri. Kewajiban pengolahan dan pemurnian di dalam negeri pada 2014 ini menjadi tantangan," kata Greg dalam konferensi pers Pameran dan Konferensi Pertambangan Ozmine 2013 di Jakarta, Kamis, 11 April 2013.

Greg mengatakan kompetensi dan teknologi yang dimiliki pengusaha asal Australia terutama pada bidang pertambangan. Sementara untuk pengolahan dan pemurnian dengan smelter menurutnya sedikit di luar area keahlian perusahaan asal Australia.

"Sangat penting untuk menekankan tidak semua perusahan punya keahlian smelting. Ada perusahaan yang berpikir untuk memenuhi keinginan pemerintah Indonesia. Bagaimana caranya kalau tidak ada keahlian, apakah mungkin dengan kerja sama atau pengaturan tertentu," kata Greg.

Karena itu Greg mengatakan pengusaha Australia mengapresiasi rencana pemerintah untuk memperlonggar aturan ini.

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan akan memberikan toleransi bagi perusahaan yang serius melakukan pengolahan dan pemurnian di Indonesia meskipun realisasi pengolahan dan pemurnian tidak dimulai tepat pada 1 Januari 2014. "Harus realistis memang, dan untuk yang berniat baik sudah mulai tetapi tidak bisa tepat waktu akan ada toleransi," kata Jero Wacik dalam kesempatan terpisah.

Meskipun masih ada sejumlah hambatan seperti perubahan regulasi, Greg menyatakan Australia masih sangat berminat berinvestasi di bidang pertambangan di Indonesia. Salah satu pertimbangannya adalah potensi cadangan sumber daya alam Indonesia yang besar sehingga perusahaan-perusahaan Australia masih mau berinvestasi di Indonesia, bahkan ada yang berencana menambah investasi di Indonesia.

Trade Commisioner Australia Julianne Merriman mengatakan pada tahun ini ada 45 perusahaan tambang dan jasa pertambangan yang ingin terlibat dalam 172 proyek pertambangan di Indonesia. "Jumlah perusahaan yang ingin berinvestasi di sini tetap tinggi. Angka ini bahkan bertambah tahun lalu sebanyak 38 perusahaan," kata Julianne dalam kesempatan yang sama.

Pada periode 2011-2012, investasi dari Australia ke Indonesia mencapai AUD$ 5,4 miliar, tumbuh 12 persen dari periode sebelumnya. Investasi ini terdiri dari investasi di sektor jasa keuangan, peralatan pertambangan dan kontraktor engineering.

BERNADETTE CHRISTINA


Topik terpopuler:
Sprindik KPK
| Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas

Berita lainnya:

Buat Akun Twitter, SBY Belum Targetkan Followers
Spanduk Pro-Kopassus Bertebaran di Yogyakarta
Aktif di Twitter, Ini Pesan Anggota DPR untuk SBY
Pargono Terus Meneror, Asep Hendro Pasrah

Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

7 jam lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

19 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

2 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

5 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

8 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

10 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

14 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

26 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

27 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

27 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya