Stok Solar Nasional Cukup untuk 26 Hari

Reporter

Senin, 8 April 2013 19:13 WIB

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero), Hanung Budya (kiri), mengisi sebuah drum dari satu unit truk tanki Agen BBM Industri Eceran Pertamina atau SPBU Keliling, saat peluncuran perdana di Terminal BBM Surabaya Group, Suplai dan Distribusi Regional III, Surabaya, Senin (9/7). ANTARA/Eric Ireng

TEMPO.CO, Jakarta--Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan stok bahan bakar minyak bersubsidi jenis minyak solar saat ini lebih dari cukup. Antrian pembeli solar bersubsidi di SPBU bukan disebabkan kekurangan pasokan.

"Stok solar nasional cukup untuk 26 hari lebih, ini di luar kebiasaan. Biasanya kami jaga di 21 hari sampai 22 hari. Jadi stok cukup, hanya saja kuota kami kendalikan sesuai dengan yang disepakati DPR dengan Pemerintah," kata Hanung ketika ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Senin, 8 April 2013.

Hanung menambahkan dari kuota minyak solar bersubsidi tahun ini 15,11 juta kiloliter, Pertamina mendapat jatah menyalurkan 14,28 juta kiloliter. Jumlah ini 8,22 persen di bawah realisasi penyaluran solar bersubsidi Pertamina pada 2012 yang mencapai 15,56 juta kiloliter.

"Di beberapa daerah kuota lebih rendah daripada realisasi tahun lalu. Ada yang 15 persen di bawah kuota, ada yang 3 persen di bawah tahun lalu. Artinya kami harus melakukan penjatahan di semua SPBU. Kalau tidak dijatah, dijual bebas maka akan overkuota berlebihan," kata Hanung.

Hanung mengatakan meskipun membatasi kuota harian per SPBU, Pertamina juga menyediakan solar non subsidi. Hanung mengakui harga solar bersubsidi memang lebih mahal, sekitar Rp 10.000 per liter. "Kami sudah sediakan solar non subsidi supaya masyarakat menggunakan ini, tetapi ternyata masyarakat masih banyak yang bersedia mengantri sampai 2 hari ketimbang membeli BBM non subsidi," kata Hanung.

VP Fuel Retail Marketing Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan rata-rata konsumsi solar naik sekitar 7,2 persen per tahun. Iskandar mengatakan pertumbuhan konsumsi ini terutama dipicu konsumsi untuk angkutan komersial.

"Pertumbuhan konsumsi untuk angkutan komersial memang tumbuh 6 persen, tapi dari segi volume konsumsinya tinggi. Sementara kendaraan pribadi kenaikan kebutuhannya 9 persen sampai 11 persen tetapi volume konsumsinya kecil," kata Iskandar ketika ditemui di tempat yang sama.

Pada Januari hingga Maret 2013, realisasi penyaluran solar bersubsidi melalui Pertamina telah mencapai 3,7 juta kiloliter. Padahal kuota penyaluran pada triwulan pertama ini melalui Pertamina 3,52 juta kiloliter.

BERNADETTE CHRISTINA

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya