Ini Fokus Agus Marto sebagai Gubernur BI

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 28 Maret 2013 06:25 WIB

Menteri Keuangan Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia terpilih Agus Martowardojo sempat menyampaikan di depan Komisi Keuangan DPR tentang gambaran arah kebijakan Bank Indonesia di bawah kepemimpinannya.

Agus menyampaikan hal itu saat mempresentasikan Makalah berjudul Penyelarasan dan Penguatan Bank Indonesia Menuju Bank Sentral yang Kredibel dan Terpercaya untuk Mendukung Pembangunan Masyarakat Indonesia yang Berkesinambungan, dalam fit and proper test di Komisi Keuangan DPR, Senin, 25 Maret 2013.

1. Memperkuat kerangka kebijakan moneter
Fokus utama BI dalam kebijakan moneter adalah mencapai kestabilan harga dan menjaga nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya. Strateginya dengan meningkatkan efektifitas pelaksanaan bauran kebijakan yang terdiri dari instrumen suku bunga, nilai tukar dan makroprudensial. Selain itu, ia juga akan meningkatkan efektifitas koordinasi dan sinergi kebijakan dengan otoritas fiskal dan sektor riil dalam pengendalian inflasi melalui forum Tim Pengendali Inflasi (TPI) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Ia juga berjanji untuk melakukan pendalaman pasar keuangan nasional untuk meningkatkan efektifitas transmisi kebijakan moneter, melakukan pengaturan dan pengembangan pasar rupiah dan pasar valuta asing, serta mengatur kebijakan devisa.

2. Mendorong stabilitas sistem keuangan
BI akan meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, BI juga meningkatkan partisipasi aktif dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK). Agus juga menilai perlunya Undang-Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan untuk memberi kepastian hukum dalam pengambilan keputusan.

3. Memperkuat peran BI sebagai otoritas sistem pembayaran
BI akan meningkatkan peran aktif lembaga keuangan domestik dalam penyelenggaraan dan pengembangan sistem pembayaran. Agus sempat menyebut perlunya Indonesia memiliki Self Regulated Organization untuk mengelola sistem pembayaran di dalam negeri.

4. Koordinasi dalam mengelola asset dan liability
Agus menilai perlunya koordinasi strategis antara pemerintah dan BI terutama dalam pengelolaan cadangan devisa dan utang luar negeri.

5. Mendorong keuangan inklusif (financial inclusion)
Tujuan utamanya mencapai kesejahteraan ekonomi melalui pengentasan kemiskinan, pemerataan pendapatan, dan stabilitas sistem keuangan Indonesia dengan menciptakan sistem keuangan yang bisa diakses masyarakat.

6. Mendorong perkembangan perbankan syariah
BI akan mendorong pengembangan instrumen keuangan berbasis syariah sebagai salah satu program pengembangan instrumen pengendalian moneter. Agus juga ingin Indonesia menjadi international islamic banking hub.

7. Meningkatkan kerjasama di forum internasional, baik kerjasama bilateral, regional maupun multilateral

8. Meningkatkan governance BI dengan menyesuaikan struktur organisasi, memperbaiki proses bisnis, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan bekerjasama dengan Badan Supervisi BI (BSBI).

MARTHA THERTINA

Berita terpopuler lainnya:
Ramos: Kritikan Bangkitkan Kami

Baleg Mensosialisasi Draf RUU Tembakau di Jawa Timur

Dua Spesies Lemur Tikus Ini Sempat Dikira Kembar

Tontowi Siap "Dipenjara" Lagi

Njoo Han Siang, Bankir Yang Peduli Film

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

16 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

18 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya