Dorong Diversifikasi dengan Produksi Beras Cerdas

Reporter

Selasa, 26 Maret 2013 13:05 WIB

Ilustrasi beras. ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Jakarta - Diversifikasi pangan untuk pemenuhan sumber karbohidrat terus dilakukan. Tahun ini, pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta akan menyediakan 16 pabrik pengolahan beras dari pangan lokal yang dinamakan pabrik beras cerdas.

Sebanyak 16 pabrik beras cerdas akan siap beroperasi tahun ini. Beras cerdas adalah beras restrukturisasi dari berbagai bahan baku alami yang dibuat dari bahan baku non-padi, seperti singkong, ketela, sagu, jagung dan sorgum.

Peneliti sekaligus penemu beras cerdas dari Universitas Jember, Achmad Subagyo, mengatakan pada 2012 pabrik beras cerdas sudah terbangun empat unit di tiga kabupaten, yakni di Kabupaten Jember dua unit, lalu di Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Blitar masing-masing satu unit. "Pembangunan pabrik beras cerdas ini hasil kerja sama kami dengan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian," kata Subagyo di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 26 Maret 2013.

Setelah empat pabrik yang sudah terbangun itu, ujarnya, tahun ini akan dilanjutkan pembangunan 12 pabrik beras cerdas. Pabrik ini nantinya akan dibangun di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Maluku dan Nusa Tenggara Barat.

Pabrik beras cerdas ini direncanakan memiliki kapasitas pengolahan 1 ton per hari atau 360 ton per tahun. Nilai investasi untuk tiap pabrik diperkirakan mencapai Rp 350-400 juta. "Dananya dari investor swasta dan juga didukung dari dana APBN dan APBD," ujarnya.

Subagyo menambahkan, karena tergolong baru, beras cerdas ini belum terlalu diminati masyarakat. Kesulitan terutama dari sisi penjualannya. Bahkan, produksi beras cerdas dari pabrik yang sudah terbangun rata-rata hanya mampu terjual 25 ton selama tiga bulan.

Padahal, dari sisi harga, beras cerdas ini lebih murah dibandingkan dengan beras yang terbuat dari padi. Ia menyebutkan, beras cerdas dijual rata-rata Rp 7.000 per kilogram dan jika diproduksi massal harganya bisa lebih murah. Sedangkan beras dari padi harganya saat ini sekitar Rp 8.000 per kilogram.

Karena itulah, ia meminta pemerintah terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mengkonsumsi beras non-padi. Dengan begitu, pasar beras cerdas akan terus tumbuh. "Sekarang produksi beras cerdas masih dijual untuk masyarakat yang berkebutuhan khusus, seperti penderita diabetes. Pasarnya memang masih sedikit," katanya. Ke depan, ia tengah mengupayakan beras cerdas ini bisa masuk ke pasar retail.

ROSALINA

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

3 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

14 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

18 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

21 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

25 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

25 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

29 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

31 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

37 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

38 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya