Tren Perkembangan Ritel, Pasar Tradisonal Akan Tergusur

Reporter

Editor

Kamis, 19 Agustus 2004 20:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tren yang berkembang di dunia ritel saat ini menunjukkan pertumbuhan pasar modern. Gejala ini mengglobal di belahan negara dunia manapun termasuk di kawasan asia. Demikian juga di Indonesia. Akibatnya pasar tradisonal 'terancam? tergusur. "Perubahan ke sini tidak bisa ditahan. Itu perubahan gelombang dunia," kata Direktur Pembangunan Ritel dan Bisnis AC Nielsen Yongky Surya Susilo kepada Tempo News Room seusai pemaparan Global Retail Trend di Hotel Shangrila, Jakarta (19/8).Berdasar hasil survei AC Nielsen terbaru saat ini jumlah pasar tradisonal di Indonesia sebanyak 1,7 juta atau sebesar 73 persen dari keseluruhan pasar yang ada. Sedang sisanya sebanyak 27 persen berupa pasar modern. Namun, kata Yongky, laju pertumbuhan pasar modern jauh lebih tinggi dibandingkan pasar tradisonal.Pertumbuhan pasar tradisional sebesar 5 persen pertahun. Sedang pasar modern mencapai 16 persen. Dilhat dari organik pasar modern, mini marketr mempunyai pasar sebesar 5 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 15 persen. Besar pasar supermarket mencapai 17 persen dengan tingkat pertumbuhan 7 persen. Sementara Hipermarket dengan besar pasar 5 persennya laju pertumbuhaan melejit sampai 25 persen pertahun. Atau kalau dirata-rata tingkat pertumbuhan pasar modern sebesar 16 persen setiap tahunnya.Dengan besar pasar seperti di atas dan tingkat petumbuhan kedua pasar yang berbeda jauh tersebut, maka lambat laun pasar-pasar tradisonal akan ?tergusur?. Besarnya eliminasi pasar 'rakyat? ini dalam perhitungan AC Nielsen seriap tahunnya sebesar satu sampai 1,5 persen.Oleh karena itu jika pasar tradisonal ingin tetap bertahan, kata Yongky, mau tidak mau juga harus berubah dan mengarah kepada pasar modern. Langkah awalnya adalah harus menjadi mini market. Setelah itu bisa dikembangkan menjadi supermarket dan kemudian hipermarket. "Sekarang banyak orang Indonesia yang tadinya puya satu toko, dua toko lama-lama menjadi lima toko. Nah kenapa tidak diteruskan lagi menjadi 20 toko atau 100, dijadikan frenchise kek> atau apa,? kata Yongky.Ditanya apakah perubahan pasar tradisonal menjadi pasar modern tidak akan menimbulkan efek sosial yang buruk dengan berkurangnya pelaku usaha, Yongky mengatakan tidak terlalu merisaukan. Menurutnya satu hipermarket saja paling tidak bisa mempekerjakan sebanyak 400 orang. Artinya pembukaan satu ritel juga akan menyerap tenaga kerja yang besar. Muchamad Nafi - Tempo News Room

Berita terkait

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

17 hari lalu

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

Ada beberapa profesi yang tidak bisa mengenal libur lebaran, selain tenaga kesehatan dan pemadam kebakaran, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Suasana Pusat Perbelanjaan Mal Central Park Jelang Idul Fitri 2024

21 hari lalu

Suasana Pusat Perbelanjaan Mal Central Park Jelang Idul Fitri 2024

Suasana pusat perbelanjaan Mall Central Park jelang perayaan hari besar Lebaran dipadati pengunjung, terutama masyarakat yang tidak pulang kampung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

28 hari lalu

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang mencapai 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, KAI Commuter Catat 1,6 Juta Pengguna: Terbanyak Turun di Stasiun Sekitar Pusat Perbelanjaan

29 hari lalu

Libur Panjang, KAI Commuter Catat 1,6 Juta Pengguna: Terbanyak Turun di Stasiun Sekitar Pusat Perbelanjaan

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang peringatan Paskah mencapai 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

29 hari lalu

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

Penjualan dan pendapatan usaha PT Agung Podomoro Land Tbk (kode saham APLN) anjlok pada 2023.

Baca Selengkapnya

Dubai Mall Diklaim jadi Tempat Paling Banyak Didatangi di Dunia dengan 105 Juta Pengunjung

47 hari lalu

Dubai Mall Diklaim jadi Tempat Paling Banyak Didatangi di Dunia dengan 105 Juta Pengunjung

Dubai Mall memiliki 1.200 toko ritel, ratusan tempat makan, gelanggang es seukuran Olimpiade, akuarium raksasa, dan distrik Chinatown yang luas.

Baca Selengkapnya

Pusat Grosir Solo Siapkan Konsep Baru Jadi Kawasan One Stop Shopping, Pedagang Bakal Difasilitasi Aplikasi CRM

54 hari lalu

Pusat Grosir Solo Siapkan Konsep Baru Jadi Kawasan One Stop Shopping, Pedagang Bakal Difasilitasi Aplikasi CRM

Manajemen Pusat Grosir Solo (PGS) sedang mempersiapkan konsep baru wisata belanja di Kota Solo yang akan diterapkan mulai tahun 2026.

Baca Selengkapnya

Dukung Pemilu 2024, Pusat Perbelanjaan dan Toko Ritel Siapkan Promo Besar-Besaran

11 Februari 2024

Dukung Pemilu 2024, Pusat Perbelanjaan dan Toko Ritel Siapkan Promo Besar-Besaran

Sejumlah pusat perbelanjaan dan toko ritel akan mengadakan promobesar-besaran khusus untuk mendukung Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pasar Tanah Abang Belum Seramai Dulu, Begini Profil Tenabang dan Masa Kejayaannya

12 Oktober 2023

Pasar Tanah Abang Belum Seramai Dulu, Begini Profil Tenabang dan Masa Kejayaannya

Setelah TikTok Shop dilarang, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang masih belum seramai sebelumnya. Ini sejarah Pasar Tanah Abang dan masa kejayaannya.

Baca Selengkapnya