Bank Mandiri Bidik Bisnis Remitensi di Pasar Asia  

Reporter

Minggu, 3 Maret 2013 14:55 WIB

Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini didampingi jajaran direksi saat melakukan transaksi mesin ATM usai meresmikan mesin ATM ke 10 ribu Bank Mandiri di Jakarta, Senin (4/6). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Hong Kong - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkuat bisnis remitensi dengan memperkuat cabang di luar negeri, terutama di kawasan Asia. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan, pada 2012, total transaksi remitensi mencapai lebih dari US$ 3,6 miliar atau tumbuh sebesar 56 persen dibandingkan 2011 sebesar US$ 2,3 miliar. Kenaikan itu seiring semakin tingginya aktivitas remitensi di segmen pasar buruh migran Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Menurut dia, transaksi remitensi termasuk incoming dan outgoing remittance yang dilakukan oleh buruh migran dalam mata uang dolar Amerika Serikat, Yen Jepang, dolar Hong Kong, dan mata uang rupiah ke Indonesia. Bank dengan aset terbesar di Indonesia ini menargetkan ekspansi bisnis akan difokuskan di wilayah Asia karena potensi pasar dan perekonomian di wilayah ini sangat baik.

“Masyarakat Indonesia yang bekerja maupun berbisnis di negara-negara Asia cukup banyak,” kata Zulkifli saat meresmikan perluasan kantor cabang di Hong Kong, Minggu, 3 Maret 2012. Zulkifli tidak memerinci berapa target pertumbuhan remitensi di pasar Asia.

Perluasan cabang Hong Kong itu, kata dia, mempertimbangkan besarnya potensi pasar retail tenaga kerja Indonesia di sana. Total potensi pasar buruh migran di Hong Kong sebanyak 160 ribu orang. Sejak beroperasi pada 2010, kini bisnis Bank Mandiri di Hong Kong didukung melalui dua kantor cabang. “Bank Mandiri Hong Kong melayani pengiriman uang dari Hong Kong ke seluruh bank dan jaringan Kantor Pos di seluruh Indonesia,” ujar Zulkifli.

Sepanjang 2012, kredit yang disalurkan Bank Mandiri Hong Kong tumbuh 29 persen menjadi US$ 98,6 juta dari US$ 76,3 juta pada tahun sebelumnya. Kualitas kredit pun tetap terjaga, yang ditunjukkan dengan non-performing loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 0 persen. Selain itu, fasilitas pembiayaan perdagangan (trade financing) Bank Mandiri Hong Kong tahun lalu lebih dari US$ 440 juta atau tumbuh 4 persen dibandingkan pada 2011 sebesar US$ 420 juta.

General Manager Bank Mandiri Hong Kong Dikdik Yustandi mengatakan akan memperkuat bisnis trade finance di Hong Kong untuk mendukung peningkatan perdagangan internasional Indonesia. “Tahun ini, kami menargetkan volume transaksi trade finance Bank Mandiri Hong Kong tumbuh 15 persen dibandingkan tahun lalu,” katanya. Selain itu, Bank Mandiri Hong Kong juga menargetkan bisnis remitensi tumbuh tahun ini.

Menurut dia, Bank Mandiri mengembangkan prosedur dan sistem untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pengiriman uang ke Indonesia dengan biaya terjangkau. Selain itu, Bank Mandiri juga menambah fasilitas yang dapat dinikmati nasabah, sehingga mampu mendorong peningkatan bisnis di Bank Mandiri Hong Kong. “Kantor Bank Mandiri Hong Kong saat ini dilengkapi perpustakaan dan fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan para pekerja migran,” ujar Dikdik.

ABDUL MALIK


Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

12 jam lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

18 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

9 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

9 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

12 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

20 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

22 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

25 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

25 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

27 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya