Inflasi Februari Diprediksi 0,4 Persen
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 28 Februari 2013 19:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro, memprediksi laju inflasi pada Februari 2013 berada di kisaran angka 0,3 sampai 0,4 persen. Menurut dia, penurunan inflasi dari bulan sebelumnya yang mencapai 1,03 persen tersebut disebabkan suplai bahan pangan mulai membaik.
"Bulan lalu, kan, seasional (musiman). Februari jauh lebih bagus karena suplai (bahan pokok) membaik dan beras panen," kata Bambang di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 28 Februari 2013.
Meskipun inflasi masih cukup tinggi, Bambang menyatakan angka tersebut menunjukkan adanya perbaikan. Secara year on year, inflasi diperkirakan ada di angka 4,6. "Hal tersebut dipengaruhi bahan makanan. Tapi yang jelas lebih baik dari bulan lalu," ujar dia.
Pada Januari 2013 lalu, Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi di angka 1,03 persen. Angka ini meningkat cukup tinggi dibanding Desember 2012 yang tercatat sebesar 0,54 persen. Inflasi Januari disumbang oleh kenaikan harga beberapa bahan makanan dan cuaca buruk.
Inflasi pada Januari merupakan inflasi terbesar selama lima tahun terakhir. Pada 2008, Indonesia mengalami inflasi sebesar 1,77 persen. Menurut Kepala BPS, Suryamin, jika cuaca buruk terjadi selama beberapa bulan ke depan, kemungkinan inflasi akan terus merangkak naik. "Pemerintah harus melakukan langkah antisipasi dengan mengamankan harga komoditas utama seperti beras," katanya.
Berdasarkan laporan BPS, terjadi kenaikan harga komoditas pada Januari 2013. Indeks harga konsumen (IHK) naik dari 135,49 pada Desember 2012 menjadi 136,88 pada Januari 2013. Beberapa kelompok indeks pengeluaran juga naik, seperti kelompok bahan makanan 3,39 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,46 persen.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita ekonomi lainnya:
Karen Diharapkan Terus Pimpin Pertamina
Pengusaha Protes Pembatasan Waralaba
Duta Besar Rusia Hadiri Peluncuran Sukhoi di Halim
Dahlan Dorong Puskesmas Online
HSBC: Ekspor Komoditas Tetap Andalan Indonesia
Kualitas Ekonomi RI Dinilai Masih Rendah
Kementerian Kehutanan Buka Pintu untuk Panas Bumi
Pertamina Setor Dividen Ke Negara Rp 7,74 Triliun