Tambang Emas Banyuwangi Diduga Masuk Area Terlarang

Reporter

Jumat, 8 Februari 2013 16:15 WIB

Ilustrasi emas. Jclao.com

TEMPO.CO, Banyuwangi - Tambang emas milik perusahaan tambang PT Indo Multi Niaga diduga masuk area hutan lindung. Wilayah eksplorasi mereka diduga masuk kawasan hutan lindung di Gunung Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, yang terkena moratorium perubahan peruntukan kawasan hutan.

Di wilayah tersebut, PT Indo Multi Niaga sedang melakukan eksplorasi tambang emas dan akan mengajukan kuasa eksploitasi.

Moratorium penggunaan hutan tertera dalam SK Menteri Kehutanan Nomor SK.6315/Menteri Kehutana VII/IPSDH/2012 tentang Penetapan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain (Revisi III).

Surat keputusan yang terbit tanggal 19 November 2012 itu diakses Tempo melalui laman http://appgis.dephut.go.id. Dalam peta, kawasan hutan di Tumpang Pitu berada di titik I707.

Moratorium itu diberlakukan untuk seluruh kawasan hutan di Indonesia seluas 64.796.237 hektare termasuk hutan di wilayah Banyuwangi. Penundaan izin meliputi izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu, izin pemungutan hasil hutan kayu, izin penggunaan kawasan hutan dan perubahan peruntukan kawasan hutan.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan Hary Cahyo Purnomo mengatakan telah menerima surat Menhut tersebut. Menurut dia, lolos tidaknya PT Indo memperoleh kuasa eksploitasi tergantung dari Kementerian Kehutanan. "Bolanya ada di Kemenhut," kata dia kepada Tempo, Jumat 8 Februari 2013.

Menurut Hary, dalam waktu dekat tim dari Kementerian Kehutanan akan turun ke Banyuwangi. Tim akan mensurvei ulang kawasan hutan mana saja yang bisa dialihfungsikan untuk pertambangan maupun yang dilarang untuk tambang.

Sebab, lanjut Hary, izin eksplorasi yang dikantongi PT Indo ttermasuk wilayah hutan lindung dan hutan produksi. "Kita tunggu saja tim Kemenhut turun," kata dia.

Hal berbeda disampaikan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Gatot Soebektiono. Menurut Gatot dia tak mengetahui adanya SK Menhut tersebut. "SK yang mana itu? Terlalu banyak SK yang saya terima," kata dia.

Humas Perhutani Banyuwangi Selatan, Sutiawan, juga mengaku belum menerima SK itu. "Kami belum terima," kata dia.

PT Indo Multi Niaga mengantongi kuasa pertambangan eksplorasi emas seluas 11.621,45 hektare di Blok Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran dari Bupati Banyuwangi periode 2005-2010 Ratna Ani Lestari.

Perusahaan tersebut juga telah mendapat persetujuan ijin usaha pertambangan operasi produksi dari Bupati Baanyuwangi melalui Surat Keputusan No 188/10/KEP/429.011/2010. SK yang diterbitkan 25 Januari 2010 itu memberi izin produksi seluas 4.998 hektare selama 20 tahun.

Tiga dari rencana lima zona eksplorasi pada 2009 memperlihatkan potensi emas Tumpang Pitu mencapai 2 juta ounce dan perak 80 juta ounce. Nilai tambangnya ditaksir sekitar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 50 triliun.

Keberadaan emas ini membuat banyak perusahaan berebut melakukan eksplorasi. Ada nama PT Indo Multi Niaga (IMN) dan mitranya asal Australia, Intrepid Mines Limited.

Belakangan, dua perusahaan ini pecah kongsi. Saham PT IMN dijual kepada kolega Edward Soeryajaya, Komisaris Utama PT Adaro Energy Tbk. Adapun Interpid yang juga punya saham PT IMN memasukkan nama Surya Paloh, bos Media Group.

IKA NINGTYAS

Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

1 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

3 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

6 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

9 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

10 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

28 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

28 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

29 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya