Batavia Pailit, Maskapai Lain Reguk Untung  

Kamis, 7 Februari 2013 08:42 WIB

Sejumlah calon penumpang Batavia Air mendatangi kantor Batavia Air di Jalan Angkasa Raya Kompleks Indo Ruko No. 20N, Kemayoran, Jakarta, (31/1). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Balikpapan - Sejumlah maskapai penerbangan di Balikpapan, Kalimantan Timur, mereguk untung menyusul kolapsnya PT Metro Batavia, operator maskapai Batavia Air. Tingkat keterisian penumpang maskapai itu meningkat karena pelanggan Batavia Air beralih.

"Ada peningkatan rata-rata sekitar 5 persen dari load factor kami yang mencapai rata-rata 90 persen untuk semua rute," kata District Manager Balikpapan Sriwijaya Air, I Gusti Ngurah Ramajaya, Kamis, 7 Februari 2013.

Tercatat ada empat frekuensi penerbangan Batavia Air melalui Bandara Sepinggan yang harus berhenti beroperasi karena putusan pailit tersebut. Empat rute tersebut yakni rute Balikpapa-Yogyakarta, Balikpapan-Berau, Balikpapan-Banjarmasin-Surabaya, dan Balikpapan-Surabaya. Setiap penerbangan tersebut setidaknya berkapasitas hingga 148 penumpang.

Saat ini, frekuensi penerbangan Sriwijaya Air dari Bandara Sepinggan telah mencapai 13 kali, yakni tiga kali menuju Tarakan serta dua kali menuju Surabaya, Jakarta, dan Berau. Adapun rute sisanya, yakni Makassar, Yogyakarta, dan Palu, masing-masing satu kali frekuensi penerbangan.

Khusus untuk Berau, pihaknya memang baru saja menerima tambahan alokasi frekuensi penerbangan dari pengelola bandara. Namun, hal ini tidak berkaitan dengan penutupan operasional Batavia Air karena telah diusulkan jauh hari sebelum ada keputusan pailit tersebut.

General Manager Branch Office Balikpapan PT Garuda Indonesia Tbk, Setya Budhi, menuturkan, ada peningkatan load factor pasca-pailitnya Batavia Air. Kendati demikian, dirinya menyatakan bahwa dampak kenaikan tersebut cukup kecil, mengingat penguasaan pasar Batavia Air hanya sekitar 6-8 persen dari total penumpang. "Rute Balikpapan-Jakarta yang meningkat sekitar 3 persen," katanya.

Adapun untuk rute Balikpapan-Yogyakarta, yang saat ini memiliki load factor di atas 80 persen, belum terkena dampak kenaikan. Rute lain, Setya mengimbuhkan, masih belum menunjukkan adanya pergerakan penambahan penumpang.

Selama ini, load factor Garuda dari Balikpapan rata-rata mencapai 80 persen dengan dominasi penerbangan tujuan Jakarta, yang mencapai 82 persen. Sedangkan tujuan yang telah dibuka lama, seperti Surabaya dan Makassar, rata-rata berkisar sekitar 70 hingga 75 persen. "Kalau Tarakan memang masih 60 persen karena kami memang baru di sana. Kami dorong dulu connectivity sebagai tugas kami di sini," kata Setya.

Ia mengatakan, perbedaan segmen pasar menjadi salah satu penyebab imbas pailit tersebut tidak berdampak terlalu besar kepada Garuda. Namun dirinya berharap ada perpindahan penumpang kelas bisnis Batavia untuk menggunakan maskapai Garuda.

SG WIBISONO

Berita terkait

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

4 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

5 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

9 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

10 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

10 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

13 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

16 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

21 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

22 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

27 hari lalu

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.

Baca Selengkapnya