BPS : Optimisme Pelaku Bisnis Menurun

Selasa, 5 Februari 2013 18:53 WIB

Pekerja di sentra kerajinan kue Desa Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Banyumas, sibuk membuat aneka kue Lebaran, Minggu (29/7). Meski Lebaran masih beberapa pekan kedepan namun omzet bisnis kue lebaran dan kebutuhan bahan baku sudah meningkat hingga 5 kali lipat. Selain dijual di Banyumas, kue Lebaran berbagai varian ini juga dijual ke berbagai daerah di Jawa Tengah. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik melaporkan tingkat optimisme pelaku bisnis dalam melihat potensi bisnis pada triwulan IV 2012 hanya mencapai 105,29, atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 107,43. "Memang terjadi penurunan, tapi masih tinggi," kata Kepala BPS, Suryamin, dalam konfrensi pers di kantornya Selasa, 5 Februari 2013.

Meskipun tingkat optimisme menurun, Suryamin menyatakan secara umum kondisi bisnis di Indonesia pada triwulan IV tetap meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada semua sektor keculia pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. "Karena memang adanya kondisi cuaca," katanya.

Peningkatan bisnis tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan dengan nilai 108,92. Selanjutnya, sektor pengangkutan dan komunikasi 108,53, sektor jasa-jasa 106,72, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 106,40, serta sektor listrik, gas, dan air bersih 105,35.

"Sektor pertambangan dan penggalian nilai indeksnya 100,62. Sedangkan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan hanya 95,65. Tapi rata-rata ada di angka 100. Jadi masih bagus," kata dia.

Berdasarkan variabel pembentuknya, peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV 2012 terjadi karena adanya peningkatan pendapatan usaha dengan nilai indeks sebesar 107,30, rata-rata jam kerja sebesar 106, dan penggunaan kapasitas produksi/usaha sebesar 104,92. "Peningkatan tertinggi untuk pendapatan usaha terjadi pada sektor inudsti pengolahan sebesar 111,54. Sebaliknya penurunan terjadi pada sektor pertmbangan dan penggalian sebesar 98,28," kata Suryamin.

BPS memperkirakan nilai indeks tendensi bisnis pada triwulan I 2013 diperkirakan sebesar 104,44. "Artinya secara umum kondisi bisnis triwulan I 2013 akan meningkat dibanding triwulan IV 2012," katanya Suryamin. Namun tingkat optimisme pelaku bisa dalam melihat potensi bisnis masih akan tetap turun.

Berdasarkan variabel pembentuknya, peningkatan kondisi bisnis pada triwulan I 2013 diperkirakan terjadi karena ada peningkatan order dalam negeri sebesar 104,86, harga jual produk 104,51, dan order barang input 103,32. Sedangkan untuk order luar negeri diprediksi relatif stagnan sebesar 100,07.

"Peningkatan tertinggi untuk order dari dalam negeri diperkirakan terjadi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan nilai indesk 117,39. Sebaliknya penurunan terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar 99,08," kata Suryamin.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

26 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

28 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

28 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya