Sebuah Alat berat menurunkan muatan batubara dari kapal tongkang di pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar. TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito, mengatakan saham-saham perusahaan pelayaran memiliki prospek yang cerah pada 2013. Menurut dia, pasar industri pelayaran cukup besar untuk menampung limpahan pengguna angkutan darat dan udara.
"Banyak komoditas yang tidak mungkin dibawa lewat jalan darat atau udara," kata dia kepada wartawan, dalam acara penawaran saham perdana PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya, di gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu, 9 Januari 2013.
PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk menjadi emiten transportasi pertama yang melantai di bursa efek pada 2013. Menyandang kode BBRM, perusahaan penyedia kapal tongkang dan alat penunjang industri maritim ini menawarkan 600 juta saham perdana atau setara 24,3 persen jumlah seluruh modal yang disetor. Harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp 230 per lembar dan target kapitalisasinya mencapai Rp 138 miliar.
Dari penjualan saham perdana, 42 persennya digunakan untuk membeli dua kapal AHTS. Bina Buana telah menggelar masa penawaran awal pada 5-14 Desember 2012, masa penawaran umum 27 Desember 2012-3 Januari 2013, dan pencatatan di bursa pada 9 Januari 2012.
Erick Thohir Rombak Pimpinan Hutama Karya, Tunjuk Eks Panglima TNI Yudo Margono Jadi Komisaris Utama
2 Februari 2024
Erick Thohir Rombak Pimpinan Hutama Karya, Tunjuk Eks Panglima TNI Yudo Margono Jadi Komisaris Utama
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merombak jajaran pimpinan PT Hutama Karya (Persero). Berdasarkan Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI),
Mahkamah Agung Tolak Kasasi Greylag Entities, Begini Respons Garuda Indonesia
1 Februari 2024
Mahkamah Agung Tolak Kasasi Greylag Entities, Begini Respons Garuda Indonesia
Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi Greylag Entities terhadap putusan permohonan pembatalan perdamaian yang sebelumnya memenangkan Garuda Indonesia.