Konsumsi Tak Dibatasi, Impor Premium Melonjak  

Kamis, 20 Desember 2012 10:27 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat terjadi peningkatan volume impor bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dalam 2 bulan terakhir. Senior Vice President Fuel Marketing & Distribution Pertamina, Suhartoko, mengatakan, sejak November, rata-rata impor premium sudah mencapai 11,6 juta barel atau 1,84 juta kiloliter per bulan.

Padahal, hingga Oktober 2012 rata-rata impor premium sudah mencapai 10,5 juta barel per bulan. "Sekarang setiap hari ada dua kapal masuk ke perairan Indonesia, mengirim masing-masing 32 ribu kiloliter premium. Ini baru impor premium saja, belum termasuk impor minyak mentahnya," kata Suhartoko, Kamis, 20 Desember 2012.

Ia mengatakan, peningkatan impor ini disebabkan meningkatnya konsumsi premium di dalam negeri. Sementara itu, kapasitas kilang minyak di dalam negeri tak juga bertambah.

Rata-rata kilang dalam negeri hanya bisa memasok sepertiga dari konsumsi premium dalam negeri. Saat ini, menurutnya, permintaan akan premium berkisar 80 ribu kiloliter sampai 81 ribu kiloliter per hari. "Persentase impornya semakin tinggi, sekarang ini sudah menuju ke 70 persen. September dan Oktober kemarin masih 67 persen impor," kata Suhartoko.

Komposisi ini sudah jauh berubah dari kondisi 2 tahun lalu. Pertamina mencatat pada 2010 komposisi impor dan pasokan kilang dalam negeri masih imbang, 50 persen.

Tingginya penggunaan BBM bersubsidi ini menyebabkan konsumsi BBM nonsubsidi masih sangat rendah. Pertamina mencatat konsumsi pertamax hanya 2 persen sampai 3 persen dari konsumsi premium, sekitar 3.000 kiloliter per hari.

Padahal, kebutuhan pertamax saat ini masih dipenuhi dari produksi kilang dalam negeri. Pertamina menyatakan, kalaupun konsumsi pertamax melonjak menjadi 7 persen sampai 10 persen dari konsumsi premium, Pertamina bisa memenuhinya tanpa harus impor.

Kencangnya penjualan mobil baru di Tanah Air tak mendorong penjualan bahan bakar beroktan tinggi. Padahal, menurut Suhartoko, mobil dengan mesin modern yang diproduksi sejak tahun 2003 seharusnya menggunakan bahan bakar dengan Oktan 91 atau lebih seperti pertamax. Sementara premium memiliki Oktan 88, sehingga kinerja mesin tak optimal.

BERNADETTE CHRISTINA

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya