Seorang wanita melintasi reklame sebuah bank di Seoul, Korea Selatan, (22/1). Perekonomian Korea Selatan pada kuarter ke empat 2008 menyusut akibat imbas dari krisis global, hal ini terjadi untuk pertama kalinya dalam sebuah dekade. AP Photo/ Lee Jin
TEMPO.CO, Seoul - Bank Sentral Korea Selatan (BOK), Kamis, 13 Desember 2012, mengumumkan masih tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 2,75 persen. Sebab, ekonomi negara itu dinilai mulai menunjukkan pemulihan setelah melemah setahun terakhir. Level suku bunga telah dipertahankan dalam dua bulan berturut-turut.
Bank sentral sebelumnya telah memangkas suku bunga pada Juli dan Oktober. Namun, untuk Desember, suku bunga acuan tetap dipertahankan. Pertimbangannya, angka ekspor Korea Selatan kembali naik pada November, sementara angka inflasi sesuai target di level 2-4 persen.
Seperti dilansir AFP, para analis menilai negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia itu akan mencapai pemulihan ekonomi moderat di kuartal IV 2012. Pemulihan didorong oleh stimulus yang dikeluarkan pemerintah dan secara eksternal didorong oleh mulai pulihnya ekonomi Cina. Sebab, Cina merupakan negara tujuan ekspor terbesar keempat bagi Korea Selatan.
Negeri Ginseng telah menggelontorkan dua paket stimulus pada Juni senilai 13,1 triliun won, atau 1 persen dari produk domestik bruto negara itu. Ekonomi Korea Selatan tumbuh 0,1 persen pada kuartal III 2012, dan bank sentral negara itu memperingatkan bahwa target pertumbuhan ekonomi tahunan 2,4 persen berpotensi meleset.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
3 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.