Pengusaha Minta Jaminan Ekspor Produk Kehutanan  

Kamis, 13 Desember 2012 15:30 WIB

Pengrajin rotan melapisi cat pernis pada bangku rotan di Kawasan Genjing, Jakarta, 7-9, 2012. Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) memperkirakan pertumbuhan industri rotan dan kayu menurun. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO. Jakarta - Pelaku usaha kehutanan Indonesia meminta kepada pemerintah untuk mendesak Uni Eropa agar segera menandatangani perjanjian kemitraan sukarela (Voluntary Partnerhip Agreement/VPA). Perjanjian itu untuk menjamin penegakan hukum, tata kelola, dan perdagangan sektor kehutanan (FLEG-T).

Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Misbahul Huda mengatakan, langkah Uni Eropa yang menunda penandatanganan VPA telah merugikan pengusaha sektor kehutanan di Indonesia. Kerugian yang paling nyata dirasakan adalah pembatalan pemesanan produk pulp dan kertas oleh pembeli negara lain.

“Banyak buyer yang memilih untuk wait and see sampai VPA ditandatangani. Ini jelas menimbulkan ketidakpastian yang pastinya merugikan Indonesia,” kata Misbahul ketika dihubungi Kamis, 13 Desember 2012.

Negosiasi VPA antara Indonesia dengan Uni Eropa (UE) sudah berlangsung sejak tahun 2007. VPA sempat direncanakan untuk ditandatangani pada November 2012. Namun, karena sejumlah alasan, UE memilih untuk menunda penandatanganan.

Indonesia sendiri menyatakan telah siap dengan VPA, termasuk memberlakukan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Jika VPA jadi diteken, maka produk kehutanan dari Indonesia yang sudah memiliki dokumen V-legal berbasis SVLK bisa dipastikan diterima di pasar Eropa. Sistem tersebut sudah memenuhi persyaratan ketentuan importasi kayu (EU Timber Regulation) dan peraturan uji tuntas (due diligence) yang terkait dan akan diberlakukan Maret 2013.

Huda menjelaskan, banyak pembeli yang menghentikan pembelian terhitung Januari 2013. Mereka menyatakan, hanya akan memesan pulp dan kertas dari Indonesia kalau pemerintah Indonesia dan Uni Eropa telah menandatangani VPA. "Bisa dibayangkan berapa banyak kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan Indonesia,” Huda menjelaskan.

Huda meminta pemerintah Indonesia untuk terus menekan Uni Eropa agar FLEGT VPA segera ditandatangani karena Indonesia telah siap untuk menerapkan sistem baru ini, termasuk infrastruktur pendukungnya seperti SILK (sistem online yang menyediakan informasi legalitas kayu). Sudah banyak perusahaan Indonesia yang telah memiliki sertifikat SVLK guna mendapatkan dokumen V-legal. “Tanpa kelengkapan dokumen V-Legal, maka perusahaan pulp dan paper di Indonesia tidak dapat melakukan ekspor per 1 Januari 2013,” katanya.

Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Kehutanan Dwi Sudharto menegaskan, pemerintah Indonesia akan terus menekan UE untuk segera meneken VPA dengan Indonesia. “Kami desak agar UE tidak ingkar untuk meneken VPA.”

ROSALINA

Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

57 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

25 Januari 2024

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

Kepala Badan Kehutanan AS Randy Moore menghargai langkah Indonesia dalam mengatasi krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Sebut Indonesia telah Buka Skema Perdagangan Karbon Serap Emisi Gas Rumah Kaca

10 November 2023

Pengusaha Sebut Indonesia telah Buka Skema Perdagangan Karbon Serap Emisi Gas Rumah Kaca

Indonesia telah membuka skema perdagangan karbon untuk meningkatkan serapan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Baca Selengkapnya