TEMPO.CO, Jakarta - Perseteruan antara Grup Bakrie dan Nathaniel Rothschild semakin memanas. Grup Bakrie mulai gerah atas aksi-aksi yang dilancarkan Nat yang kerap menyudutkan mereka.
Terakhir, pihak Bakrie menuding Nat Rothschild membajak data yang berada di komputer dan surat elektronik milik Samin Tan. Samin Tan merupakan rekan koalisi Bakrie untuk menarik kembali aset mereka ke dalam negeri.
"Nat menyajikan dokumen curian pada direksi Bumi Plc. Dia seharusnya menjelaskan darimana dia mendapat data tersebut," kata juru bicara Grup Bakrie, Christopher Fong, dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Selasa, 11 Desember 2012.
Menurut Fong, aksi manipulasi menyudutkan Grup Bakrie ini sudah dilakukan oleh Nat sejak awal. Nat terus-terusan menyebarkan kabar bohong seputar investasi Vallar Plc, perusahaan Nat dulu, pada PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk.
“Nat membuat para pemegang saham dan pasar salah paham soal aksi korporasi tersebut. Seakan-akan investasi yang telah dilakukan adalah sebuah kekeliruan dan ia telah ditipu.”
Fong menambahkan Nat memaparkan dan menyebarkan seakan-akan terdapat aksi Bakrie dan BUMI yang salah dan disembunyikan selama ini. Padahal, selaku perusahaan yang telah berdiri sejak 2007 Bumi Resources selalu terbuka dan diaudit setiap tahunnya.
“Rencana pengembangan juga selalu dicantumkan dalam prospektus mereka, bahkan setelah diakuisisi oleh Vallar,” Fong mengatakan.
Sangat konyol bagi Fong jika kemudian hari Nat mengaku tidak tahu apa pun. Padahal, Nat lah yang menggagas kesepakatan saat itu. Nat juga menyatakan bahwa segala aspek dan struktur disajikan sangat terbuka selama proses due diligance yang dilakukan oleh salah satu perusahaannya Vallar Adviser LP. Proses ini menelan biaya sekitar US$ 7,7 juta di 2010 dan US$ 2,9 juta saat itu.
"Tapi sekarang dia menyangkal dengan berbohong dan menyatakan tidak tahu apa pun soal saat itu," kata Fong.
Oleh sebab itu, menurut Fong, Grup Bakrie tak mau lagi menjadi korban aksi-aksinya hingga saat ini. Aksi Nat ini menyebabkan banyak kabar sumir tersebar di masyarakat serta pasar yang terus menyudutkan mereka." Kami sudah sangat kecewa," Fong menegaskan. GUSTIDHA BUDIARTIE
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.