Premium Mulai Menghilang dari Sejumlah SPBU
Selasa, 27 November 2012 18:07 WIB
TEMPO.CO, Depok - Persediaan bahan bakar minyak () Premium di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum di Depok mulai langka. Berbeda dengan sejumalah SPBU di jalan protokol Margo Raya, SPBU Grogol di Jalan Raya Grogol, Cinere, telah memasang papan pemberitahuan bahwa Premium habis.
"Hari ini sudah habis sejak pukul 13.30 WIB. Terpaksa kami tidak menjual karena tidak ada stok," kata pemilik sekaligus Manajer SPBU Grogol, Anas, saat ditemui di SPBU tersebut, Selasa, 27 November 2012.
Habisnya Premium ini menyebabkan beberapa kendaraan terpaksa "balik kanan" karena emoh membeli BBM nonsubsidi Pertamax, yang harganya dua kali lebih mahal.
Menurut Anas, stok Premium mulai berkurang sejak awal November karena terjadi pembatasan kuota. Dia pun mengungkapkan bahwa Pertamina tidak pernah memberitahukan secara resmi pembatasan itu. "Hanya via pesan pendek saja. Itu pun tidak jelas," kata Anas.
Melalui pesan pendek itu, kata Anas, Pertamina menyatakan akan terjadi pengurangan kuota. Alasan pengurangan itu karena terjadi kekurangan persediaan di Depo Pertamina di Plumpang. Pada Oktober 2012, Anas masih menerima kiriman sebanyak dua kali sehari, dan lancar. "Namun belakangan tersendat. Kadang tiga hari sekali, tapi tidak pasti, dan kuotanya dikurangi," kata dia.
Biasanya, SPBU milik Anas mampu menghabiskan Premium hingga 18 ton per hari. Jadi, setiap hari, mereka mendapat 36 ton dari Depo untuk dijual dalam waktu dua hari. Namun, sejak terjadi pengurangan kuota, pihaknya hanya mendapat jatah 32 ton. Itu pun tak menentu. Akhirnya, jumlah itu hanya bertahan dalam waktu satu setengah hari.
Saat ini, Anas mengaku hanya memiliki persediaan Pertamax sebanyak 9 ribu liter dan solar 13 ribu liter. Sedangkan Premium sama sekali kosong.
Anas mengklaim pihaknya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah karena kelangkaan Premium ini. Biasanya, omzet yang didapat mencapai Rp 30 juta per hari dengan karyawan sebanyak 23 orang. Karena Premium habis, para karyawan terpaksa hanya bekerja setengah hari. "Karena mereka tidak berjaga lagi di lorong Premium."
Seorang pembeli di SPBU itu, Maulana, 29 tahun, mengatakan, dia terpaksa beralih membeli Pertamax karena sepeda motornya sudah kehabisan bahan bakar. "Daripada kehabisan (bahan bakar) di jalan, lebih baik beli Pertamax," katanya.
Meski harus mengeluarkan uang dua kali lipat, Maulana tidak keberatan. "Sekali- sekali," kata dia. Dari pantauan, jumlah kendaraan yang beralih ke Pertamax jauh lebih sedikit daripada yang memilih "balik kanan".
Kelangkaan juga terjadi di SPBU 32.16407 di Jalan Raya Sawangan. Stok Premium di SPBU yang berlokasi depan Rumah Sakit Bhakti Yudha Baru itu mulai menipis. Koordinator SPBU, Mutalih, membenarkan adanya pembatasan kuota sejak beberapa hari terakhir. Pada pukul 14.00 WIB tadi, dia mengaku stoknya hanya 15 ribu liter. "Kalau habis, ya sudah, tidak jual Premium lagi," kata Mutalih.
Saat ini, pihaknya hanya mendapat kuota sebanyak 16 ton Premium per hari. Padahal, kata Mutalih, setiap hari SPBU-nya mampu menjual hingga 20 ton Premium. "Itu saja dikirim dua hari sekali. Jelas merugikan kami. Ini lebih parah dari sebelumnya," katanya.
Saat terjadi kelangkaan jenis Premium sebelumnya, kuota memang dibatasi, namun pengiriman masih lancar. Berbeda dengan kondisi sekarang yang pengirimannya juga tidak lancar. "Kalau sudah habis 16 ton, kami tutup, jam berapa saja," kata dia. Dengan kondisi ini, Mutalih mengaku bisa mengalami kerugian hingga Rp 4 juta per hari. Saat ini, pihaknya hanya memiliki persediaan Pertamax sebanyak 7.000 liter saja.
ILHAM TIRTA
Berita lain:
Rusuh, Program Sehari Tanpa BBM Subsidi Batal
Pengganti BP Migas Berlogo Baru, Berapa Biayanya?
Rupiah Tembus di Bawah 9.600
McLaren Buka Showroom di Indonesia
Pasokan Premium Habis, Pegawai SPBU Gelar Rujakan