TEMPO.CO, Jakarta - Positifnya sebagian bursa regional serta naiknya saham unggulan, seperti Bank Mandiri (BMRI) dan PT Telkom (TLKM), mampu menopang kenaikan bursa Jakarta.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia berhasil melanjutkan kenaikan akhir pekan lalu seiring menguatnya bursa regional. Pada perdagangan sesi pertama siang ini, Senin, 26 November 2012, indeks lokal ditutup kembali naik tipis 6,53 poin (0,15 persen) ke level 4.355,34.
Volume perdagangan mencapai 2,46 miliar lot dengan nilai Rp 1,78 triliun, dengan frekuensi 73,4 ribu kali. Harga 103 saham naik, 102 saham turun, serta 101 saham lainnya stagnan. Dan investor asing mencatat penjualan bersih Rp 66,2 miliar.
Analis dari PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, menjelaskan, aktivitas manufaktur Cina yang mulai menunjukkan ekspansif di bulan November ini memberikan sinyal positif pertumbuhan kawasan regional. ”Hal ini juga mengindikasikan bahwa keterpurukan manufaktur Cina telah mencapai dasarnya dan siap bertumbuh lagi,” tuturnya.
Dia memprediksikan pergerakan indeks hari ini berada dalam rentang 4.325 hingga 4.370, serta merekomendasikan saham BMRI, Gudang Garam (GGRM), dan Ramayana (RALS).
Indeks manufaktur Negeri Tirai Bambu ini sebelumnya mengalami kontraksi selama 13 bulan terakhir dan perekonomiannya mengalami perlambatan dalam tujuh triwulan terakhir.
Indeks manufaktur Eropa yang tidak seburuk perkiraan sebelumnya, iklim bisnis Jerman yang membaik, serta harapan akan segera dikucurkannya bantuan Yunani senilai US$ 40 miliar mampu mendorong penguatan sebagian bursa Asia di awal pekan ini.
Saham-saham yang mendongkrak pergerakan indeks kali ini, antara lain, BMRI naik 1,1 persen menjadi Rp 8.800; TLKM 1,6 persen ke 9.350; Bakrie Development naik 3,6 persen menjadi Rp 57; serta Kalbe Farma (KLBF) juga naik 1 persen menjadi Rp 1.020 per saham.
Bursa Tokyo menguat 0,74 persen, bursa Singapura naik 0,61 persen, bursa Taiwan naik 1,01 persen, serta bursa India juga naik 0,14 persen. Sedangkan bursa Shanghai turun 0,1 persen, bursa Hong Kong melemah 0,16 persen, dan bursa Kuala Lumpur juga turun 0,14 persen.
VIVA B.K.
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
8 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
13 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
45 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya