Pasar Obligasi Indonesia Menyusut  

Kamis, 22 November 2012 11:59 WIB

Obligasi Negara Ritel Seri ORI009. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Asian Development Bank (ADB) untuk Integrasi Ekonomi Regional Iwan Azis menilai pasar obligasi di Indonesia menurun tajam. Tak hanya Indonesia, pasar obligasi Vietnam juga menyusut.

Pada kuartal ini, jumlah sertifikat Bank Indonesia yang beredar turun sebesar 23,9 persen dari kuartal sebelumnya. Di lain pihak, obligasi Bank Negara Vietnam turun 62 persen.

Namun, terjadi peningkatan pada kepemilikan asing terhadap obligasi rupiah Indonesia. Berdasarkan catatan, hingga akhir September, kepemilikan asing tercatat meningkat 29,7 persen dibandingkan dengan pada akhir Juni sebesar 28,4 persen. "Hal ini disebabkan ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan ekonomi yang kuat," kata Iwan dalam acara laporan Asia Bond Monitor di Hotel Borobudur, Kamis, 22 November 2012.

Sedangkan beberapa pasar obligasi di kawasan, seperti di Malaysia dan Singapura, tumbuh cukup tinggi, terutama di pasar obligasi pemerintah pada kuartal ketiga. Namun, pasar obligasi di Republik Korea, Hong Kong, dan Cina hanya sedikit meningkat.

Berdasarkan catatan ADB, penerbitan obligasi secara keseluruhan cukup jauh antara negara satu dengan negara lainnya pada kuartal tiga tahun ini. Penjualan kotor obligasi naik sebesar 38,1 persen di Malaysia, 13 persen di Filipina, dan 10,5 persen di RRC. Namun terjadi penurunan 81,3 persen di Vietnam, 25,9 persen di Hong Kong, dan 8,1 persen di Thailand.

Pasar obligasi rupiah Indonesia hanya meningkat 0,4 persen atau US$ 110 miliar pada akhir September 2012 jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Bila dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu, angka ini tumbuh 7,4 persen. Di lain pihak, pasar obligasi korporasi Indonesia tumbuh 3,1 persen, lebih besar dibandingkan akhir Juni 2012 atau 27,2 persen dibandingkan dengan akhir September 2011.

"Pasar obligasi pemerintah menyusut 0,1 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan 4,2 persen lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," katanya.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Berita Terpopuler:
Ahok Jawab Kritikan: Pencitraan Nenek Lo...

PPI Berlin Bongkar Kejanggalan Studi Banding DPR

Plesir ke Jerman, Anggota DPR Keliru Bertanya

Intel Israel Ditangkap Geng Motor Palestina

Ridwan Saidi Salut Jokowi Peduli Kampung Betawi

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

32 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya