TEMPO.CO, Jakarta - Potensi penguatan indeks sepanjang pekan ini masih terbuka seiring dengan munculnya ekspektasi positif para investor terhadap kucuran dana talangan bagi Yunani dan upaya pemerintah Amerika Serikat menekan defisit anggaran 2013. “Kalau hasilnya positif, akan kembali membuka ruang kenaikan bagi kenaikan indeks,” tutur analis dari PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersama Kongres dan Senat pada 16 November lalu mulai membahas peluang pendapatan yang bisa diperoleh negara guna mengurangi defisit anggaran. Pertemuan ini berhasil membuat bursa Amerika menguat pada akhir perdagangan Jumat lalu dan berpotensi menjadi penggerak indeks pada awal pekan ini.
Seiring dengan itu, pembahasan mengenai dana talangan Yunani telah memasuki babak baru seiring dengan diberikannya tambahan waktu 2 tahun kepada Yunani guna mengetatkan anggaran belanjanya.
Adapun paket bantuannya masih akan dibicarakan oleh para menteri keuangan zona euro dan kreditor besok. “Para analis menilai Yunani sudah semakin dekat menerima talangan berikutnya, senilai US$ 40 miliar,” ujar Purwoko.
Namun, kata dia, investor khawatir akan program penyelamatan krisis utang di Spanyol dan Italia yang hingga kini masih menjadi teka-teki. Diprediksi, hari ini indeks masih akan bergerak konsolidasi di kisaran 4.303-4.385 dengan potensi menguat.
Saham-saham yang bergerak di sektor retail dan konstruksi masih layak dipilih, misalnya Indofood (INDF), Mayora (MYOR), Akasha Wira International (ADES), Adhi Karya (ADHI), serta Wijaya Karya (WIKA).
Pada Rabu lalu, indeks ditutup di level 4.351,28 atau menguat 17,64 poin (0,4 persen) dibanding penutupan akhir pekan sebelumnya di 4.333,64. Ketidakpastian di pasar global membuat investor mencari aman dengan mengoleksi saham-saham berorientasi domestik, misalnya sektor konsumsi, konstruksi, dan properti.
PDAT | M. AZHAR
Berita terkait
IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS
6 hari lalu
IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)
Baca SelengkapnyaIHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
15 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
23 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
29 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
21 Maret 2024
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya