TEMPO.CO, Jakarta - Superioritas dolar Amerika Serikat terhadap mata uang utama dunia kembali menekan rupiah di awal pekan ini. Terdepresiasinya euro dan mata uang yen membuat dolar AS kembali digdaya terhadap mata uang lain, tidak terkecuali rupiah.
Pada transaksi pasar uang hari ini, nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis 4 poin (0,04 persen) ke level 9.620 per dolar AS. Rupiah bahkan sempat melemah hingga mendekati level 9.650 per dolar Amerika.
Head of Research Treasury dari Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeti, menjelaskan, digdayanya dolar AS terhadap mata uang utama dunia serta melambatnya produk domestik bruto (PDB) Indonesia di triwulan ketiga 2012 kembali memberi tekanan terhadap rupiah.
Kecemasan para pelaku pasar terhadap peluang Yunani untuk mendapatkan bantuan berikutnya membuat mata uang tunggal Eropa, euro, melemah hingga di bawah US$ 1,28. Yen Jepang juga melemah hingga di atas US$ 80 per dolar AS, membuat dolar AS kembali digdaya terhadap mata uang lain.
“Masih adanya ketidakpastian di Eropa serta antisipasi pemilihan umum presiden di Amerika membuat para pelaku pasar lebih berhati-hati dan lebih memilih memegang dolar AS sebagai safe haven,” tuturnya.
PDB Indonesia di triwulan ketiga tumbuh 6,17 persen, yang berarti melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,4 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi Indonesia juga mengalami resesi seperti negara lain akibat melambatnya permintaan global.
Kendati sudah memasuki awal bulan, tekanan terhadap rupiah masih cukup tinggi. Pasokan dolar AS dari para eksportir yang cenderung berkurang seiring turunnya ekspor, sementara kebutuhan dolar AS dari para importir meningkat. “Ini yang membuat permintaan dolar AS di pasar tetap tinggi,” kata Nurul.
Mata uang Asia sore ini juga ditutup melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura terdepresiasi 0,07 persen, won Korea Selatan turun 0,04 persen, peso Filipina melemah 0,39 persen, ringgit Malaysia terkoreksi 0,38 persen, rupee India jatuh 1,17 persen, serta baht Thailand juga melemah 0,13 persen.
PDAT | VIVA B. KUSNANDAR
Berita ekonomi lainnya:
Pemerasan BUMN: Upeti Rp 18 Miliar Merpati ke DPR
Izin DPR untuk IPO BUMN Tumpang Tindih
Sri Prakash Lohia, Bermula dari Purwakarta
Mobil ''Hijau'' Bakal Gaet Pengendara Sepeda Motor
Sri Prakash Lohia, Jadi WNI Sejak 1985
Pemerintah Targetkan Lima Ruas Tol Selesai Tahun 2013
Berita terkait
Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS
3 hari lalu
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan
6 hari lalu
Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
6 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
6 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca SelengkapnyaPeneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel
6 hari lalu
Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237
7 hari lalu
Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga
7 hari lalu
Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung
7 hari lalu
Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok
9 hari lalu
Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.
Baca Selengkapnya