TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Murjanto, menyatakan lima ruas tol trans Jawa dan Bali siap beroperasi pada 2013 mendatang. “Masing-masing sudah hampir selesai pembebasan lahan dan konstruksinya,” kata Djoko saat dihubungi Ahad, 4 November 2012.

Kelima ruas tol tersebut adalah Tol Jakarta Outer Ring Rad W2 Kebon Jeruk-Ulujami Seksi 1, Tol Surabaya-Mojokerto Seksi 4, Tol Bawean-Ungaran, Tol Tanjung Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua, dan Tol Mojokerto-Kertosono Seksi 1. Kelimanya, kata Djoko, merupakan ruas trans Jawa yang diharapkan mampu menghubungkan Jawa-Bali.

Menurut Djoko, proses konstruksi kelima ruas tol tersebut terus dikebut agar dapat beroperasi pada pertengahan tahun depan. Ruas tol tersebut dibangun dengan harapan dapat mengurai kemacetan di Ibu Kota karena ruas tol tersebut akan tersambung dengan JORR W1 (Penjaringan-Kebon Jeruk) di sisi utara dan JORR W2 Utara Selatan (Ulujami-Pondok Indah).

Ia mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah Jakarta terus berkoordinasi agar ruas tol tersebut dapat selesai secepatnya. “Lahan yang belum dibebaskan tinggal sedikit. Sekarang tinggal menunggu keputusan Pak Joko Widodo soal pembebasan lahannya,” kata Djoko.

Sedangkan ruas Tol Surabaya-Mojokerto seksi 4 yang menghubungkan Mojokerto-Krian dan ruas Tol Surabaya-Mojokerto ditargetkan selesai pada pertengahan atau akhir 2013. “Kami sudah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Timur untuk segera menyelesaikan permasalahan tanahnya,” kata Djoko.

Tol Bawean-Unggaran, kata Djoko, diharapkan selesai pada akhir 2013 atau awal 2014. Ruas tol sepanjang 11,9 kilometer dan merupakan bagian dari Semarang-Solo itu saat ini masih dalam tahap konstruksi sekaligus pembebasan lahan yang masih bersengketa.

Tol Tanjung Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2013 atau sebelum digelarnya APEC Bali Summer Summit di Bali. Tol ini akan menghubungkan kawasan Nusa Dua di selatan Pulau Bali dengan kawasan Pelabuhan Benoa di Kecamatan Denpasar Selatan. Jalan tol itu juga akan tersambung dengan akses jalan menuju Bandara Internasional Ngurah Rai.

Menurut Djoko, permasalahan utama yang membelit pembangunan kelima ruas tol itu hampir sama, yaitu permasalahan pembebasan lahan. “Hampir semua tol bermasalah karena pembebasan lahannya belum rampung,” kata Djoko. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Badan Pengelola Jalan Tol, Achmad Gani Ghazali. “Umumnya, masalah memang pada tanah,” kata Gani, saat dihubungi secara terpisah.

Djoko mengatakan rata-rata kelima ruas tol itu baru berhasil dibebaskan lahannya sekitar 70-80 persen dari total seluruh lahan yang diperlukan untuk konstruksi jalan. Sedangkan sisanya, kata Djoko, masih bermasalah dengan pemilik lahan akibat ketidakcocokan harga tanah dan ganti rugi.

Walau demikian, Djoko tetap optimistis seluruh permasalahan pembebasan lahan itu tidak akan membuat target penyelesaian proyek tol pada 2013 mundur. Ia mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum, pemerintah daerah setempat, dan masyarakat yang lahannya masih belum bisa dibebaskan terus berkomunikasi untuk mencari cara penyelesaian terbaik.

“Ada beberapa lahan yang belum bisa juga kami bebaskan, tetapi kami biarkan karena bebas atau tidaknya lahan tidak mempengaruhi secara signifikan konstruksi tol,” kata Djoko. Kondisi tersebut terjadi pada ruas Tol Mojokerto-Krian dan Surabaya-Mojokerto. Dia mengatakan, ada beberapa ruas yang dilewatkan pembebasan lahannya karena dinilai tidak menimbulkan masalah saat konstruksi.

RAFIKA AULIA