BPS Prediksi Produksi Beras Turun

Reporter

Editor

Eni Saeni

Kamis, 1 November 2012 19:27 WIB

TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bandung -Biro Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat memprediksi produksi beras tahun ini turun -1,98 persen, sedangkan produksi jagung naik 7,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Kendati diramalkan turun, kami optimis realisasi produksi padi tahun ini naik," kata Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jawa Barat Ruslan di Bandung, Kamis, 1 November 2012.

Alasannya, kata Ruslan, proyeksi ramalan itu dihitung berdasarkan realisasi produksi sejak Januari hinga Agustus. Perhitungan dari September sampai Desember itu masih estimasi.

Proyeksi hasil Angka Ramalan II yang di terbitkan BPS Kamis, 1 November 2012, itu menyebutkan produksi padi tahun ini diperkirakan mencapai 11.403.688 ton gabah kering giling, turun -1,98 persen setara dengan 230.223 ton gabah kering giling.

Turunnya produksi padi itu karena turunnya ramalan luas panen tahun ini sebesar -0,9 persen, turunya setara 17.656 hektare. Produktivitas padi tahun ini juga diperkirakan tureun -1,9 persen.

Sebaliknya produksi jagung tahun ini, dalam Angka Ramalan II diperkirakan akan mencapai 1.019.455 ton atau naik 7,87 persen dibanding tahun lalu.

Peningkatan produksi itu disumbangkan oleh naiknya produktivitas 6,86 persen, serta penambahan luas tanam yang naik 0,94 persen dibandingkan tahun lalu. Luas lahan tahun ini menembus 148.538 hektar, bertambah 1.386 hektare.

BPS juga memprediksi, produksi kedelai tahun ini hanya 47.043 ton atau turun -16,25 persen dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh ramalan luas panen yang turun -15,3 persen, serta turunya produktivitas -1,12 persen.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jawa Barat Anggoro Dwitjahyono mengingatkan, kemungkinan naiknya harga beras yang biasanya bergerak naik pada November-Desember. "Dua tahun ke belakang, sejak 2010, antara bulan Oktober-November biasanya harga bergerak naik," kata dia.

Dia mencontohkan, menjelang akhir 2010 lalu harga beras naik 6 persen, sedangkan pada akhir 2011, naik 11 persen. "Oktober ini harga beras sudah mulai bergerak, walaupun hanya Rp 50 (per kilogram)," kata Anggoro.

BPS merilis inflasi gabungan kota besar di Jawa Barat pada Oktober 2012 ini mencapai 0,02 persen. Dari tujuh kota yang dipantau oleh BPS, lima kota mengalami inflasi, dan dua kota mengalami deflasi.

Kota Sukabumi mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,42 persen, disusul Kota Bandung 0,34 persen Kota Bogor 0,27 persen, serta Kota Tasikmalaya 0,18 persen. Sementara Kota Bekasi mengalami deflasi -0,29 persen, serta Kota Depok deflasi -0,14 persen.

Kelompok bahan makanan mengalami defalasi terbesar, andil defalasinya tercatat -0,15 persen. Pada kelompok ini penyumbang deflasi terbesar adalah sayur-sayuran. Di antaranya kacang panjang dan bayam. Di Bekasi misalnya, bayam menjadi pemicu deflasi kota itu.

Deflasi di kelompok bahan makanan itu menekan inflasi di kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang mencatatkan andil inflasi 0,1 persen. Kelompok sub makanan menyumbang inflasi terbesar, di antaranya disumbangkan oleh kenaikan harga mi.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

5 Juni 2023

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Mei 2023 mencapai 4,00 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

1 Oktober 2022

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis Jumat kemarin, dimulai dari tingginya inflasi telah menjadi musuh bersama di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

30 September 2022

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

Indef memperkirakan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen pada September 2022 mencapai 1,45 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Baca Selengkapnya

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

16 Juni 2022

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

IHSG melambung tinggi di sesi pertama perdagangan hari ini di level 7.120,6.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

10 Juni 2022

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

Jokowi menyebut Indonesia masih dapat mengendalikan inflasi

Baca Selengkapnya

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

22 Mei 2022

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

Bank Indonesia atau BI harus meredam lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan.

Baca Selengkapnya

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

12 Mei 2022

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

Iskandar Simorangkir mengatakan pemerintah telah berancang-ancang mencegah dampak badai inflasi.

Baca Selengkapnya

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

4 Februari 2022

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

Nauli Desdiani mengimbau pemerintah agar menaikkan stimulus fiskal dalam rangka mencapai target inflasi.

Baca Selengkapnya

Mendagri : 21 Kabupaten Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi

22 Januari 2018

Mendagri : 21 Kabupaten Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi

21 kabupaten dan kota belum membentuk Tim Pemantauan dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Baca Selengkapnya