Kasus Gadai Emas Perburuk Citra Produk Syariah  

Kamis, 4 Oktober 2012 14:24 WIB

Seorang petugas menunjukkan logam mulia seberat 10 gram berlogo Pegadaian di Pegadaian 24 Galeri Emas, di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Selasa (3/1). ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat keuangan syariah, Syakir Sula, menilai kasus gadai emas di BRI Syariah Semarang bisa berdampak buruk terhadap reputasi produk bank syariah lainnya. Menurut dia, Bank Indonesia dan bank terkait harus menyelesaikan masalah tersebut secara tuntas dengan nasabah.

"Harus diselesaikan dengan baik karena ini bisa jadi preseden buruk terhadap produk syariah lainnya," kata Syakir seusai seminar bertajuk "Strategi Meningkatkan Market Share Industri Keuangan Syariah" di Hotel Borobudur, Kamis, 4 Oktober 2012.

Apalagi, kata Syakir, yang mengadukan masalah produk gadai emas tersebut adalah tokoh seniman seperti Butet Kertaredjasa. Dia berharap agar masalah ini selesai tanpa merugikan nasabah. "Kalau bank bersangkutan tidak menyelesaikan dengan baik, akan berdampak pada reputasi syariah," ujar dia.

Syakir mengaku sudah lama mengkritik produk gadai emas karena sangat mudah disalahartikan. Maka tidak heran jika Bank Indonesia juga membatasi dan berhati-hati terhadap produk gadai. "Ini salah satu dampak jika satu produk tidak clear.”

Seniman Butet Kertaredjasa bersama delapan nasabah gadai emas BRI Syariah asal Semarang berencana mendatangi kantor Bank Indonesia. Mereka akan meminta mediasi bank sentral lantaran kasus sengketa layanan investasi tersebut.

Masalah ini bermula pada Agustus 2011, saat Butet dan beberapa orang menjadi nasabah gadai emas BRI Syariah. Ia membeli emas seberat 4,89 kilogram dengan nilai lebih dari Rp 2,5 miliar. Adapun modal yang dikeluarkan sebesar 10 persen dari harga emas, sisanya dibiayai BRI Syariah dengan cara mencicil setiap empat bulan. Seniman monolog ini pun dibebani biaya penyimpanan atau udjroh.

Namun, pada Februari 2012, BI mengeluarkan regulasi yang mensyaratkan nasabah harus memiliki emas sebelum bertransaksi gadai. Bank sentral juga membatasi perpanjangan gadai emas paling banyak dua kali. Selain itu, plafon pembiayaan gadai emas dibatasi maksimal Rp 250 juta untuk setiap nasabah.

Setelah regulasi itu terbit, BRI Syariah meminta nasabah, termasuk Butet, untuk menebus emas yang mereka biayai. Butet menolak karena saat itu harga emas sedang turun. Apalagi ia juga harus mengganti selisih dari 90 persen harga emas yang seharusnya dibiayai oleh bank.

Karena Butet terus menolak, pada Agustus 2012, BRI Syariah menjual semua emas Butet saat harganya rendah. Butet pun marah lantaran ia mesti menanggung utang Rp 40 juta akibat penjualan sepihak itu.

Menurut dia, bank tak berhak menjual emas itu tanpa persetujuannya sebagai pemilik. Apalagi dia memiliki uang dalam rekening BRI Syariah dan mengizinkan transaksi autodebit setiap empat bulan untuk menebus emas tersebut.

"Kalau ternyata ada kesalahan pada bank terkait, saya kira harus diberi sanksi supaya tidak berdampak buruk. Mudah-mudahan ini bisa selesai dengan baik," kata Syakir.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Berita terkait

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

9 jam lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut 315 Proyek Senilai Rp 17,8 Triliun Dibiayai Surat Berharga Syariah Negara

5 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut 315 Proyek Senilai Rp 17,8 Triliun Dibiayai Surat Berharga Syariah Negara

Ma'ruf Amin meminta agar KDEKS Jawa Barat mengambil peran untuk memperluas inklusi keuangan syariah.

Baca Selengkapnya

Otorita IKN Gandeng BSI, Siapkan Layanan Perbankan Syariah di Ibu Kota Baru

32 hari lalu

Otorita IKN Gandeng BSI, Siapkan Layanan Perbankan Syariah di Ibu Kota Baru

Otorita Ibu Kota Nusantara (Otorita IKN atau OIKN) meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bank Syariah Indonesia atau BSI.

Baca Selengkapnya

Danamon Syariah Gelar Travel Fair hingga 24 Maret 2024, Layani Daftar Ibadah Haji dan Umrah

37 hari lalu

Danamon Syariah Gelar Travel Fair hingga 24 Maret 2024, Layani Daftar Ibadah Haji dan Umrah

Bank Danamon Syariah menggelar Travel Fair 2024 untuk membantu nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Acara berlangsung di Gandaria City Mall, Jakarta, mulai 21 sampai 24 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah

40 hari lalu

BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah

Direktur BSI Hery Gunarni mengatakan kegiatan santunan anak yatim merupakan rangkaian agenda rutin ulang tahun atau milad BSI yang jatuh setiap 1 Februari.

Baca Selengkapnya

Menteri Agama Yaqut Rencanakan KUA untuk Pernikahan Semua Agama, Pahami 10 Tugas Pokok Kantor Urusan Agama

59 hari lalu

Menteri Agama Yaqut Rencanakan KUA untuk Pernikahan Semua Agama, Pahami 10 Tugas Pokok Kantor Urusan Agama

Menteri Agama Yaqut punya rencana jadikan KUA untuk pernikahan semua agama. Patut pahami kembali 10 tugas pokok Kantor Urusan Agama.

Baca Selengkapnya

BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh hingga 5,5 Persen pada 2024

26 Februari 2024

BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh hingga 5,5 Persen pada 2024

BI memproyeksikan Ekonomi Syariah Indonesia tumbuh sebesar 4,7 hingga 5,5 persen pada 2024. Adapun pertumbuhan tersebut didukung oleh pembiayaan perbankan syariah.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Sebut Porsi Keuangan Syariah RI Masih Minim: Hanya 10,81 Persen

26 Februari 2024

Kemenkeu Sebut Porsi Keuangan Syariah RI Masih Minim: Hanya 10,81 Persen

Kementerian Keuangan menyoroti minimnya porsi keuangan syariah terhadap kinerja sektor keuangan nasional. Padahal, masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pengganti Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono yang Dikabarkan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Strategi Menteri ATR AHY Berantas Mafia Tanah

22 Februari 2024

Terpopuler: Pengganti Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono yang Dikabarkan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Strategi Menteri ATR AHY Berantas Mafia Tanah

Menkeu Sri Mulyani Indrawati dikabarkan tidak masuk dalam kabinet pemerintahan berikutnya. Lalu siapa yang berpotensi menjadi Menkeu berikutnya?

Baca Selengkapnya

OJK Tetapkan Bembi Juniar sebagai Direktur Utama Hijra Bank

7 Februari 2024

OJK Tetapkan Bembi Juniar sebagai Direktur Utama Hijra Bank

Penunjukan Bembi sebagai Direktur Utama Hijra Bank oleh OJK diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan bisnis bank syariah tersebut.

Baca Selengkapnya